Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Kamis 11 Maret 2021, bervariasi mulai dari nukilan konflik warga di India dengan macan tutul. Konflik itu melahirkan di antaranya cerita heroik Rajagopal Naik, warga Desa Bendekere di Karnataka, yang bergulat dan mencekik hewan buas itu demi menyelamatkan nyawa keluarganya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, artikel tentang kehadiran pesawat kargo berbadan lebar super jumbo, AN124-100, di Bandara Internasional Yogyakarta atau YIA pada Rabu, 10 Maret 2021. Pesawat Antonov raksasa itu disebutkan berhasil mendarat dan kemudian lepas landas lagi menuju Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga artikel yang ketiga mengenai batu meteor (meteorit) seberat lebih dari 300 gram temuan di Kota Winchcombe di Gloucestershire, Inggris, pada Senin pagi, 1 Maret 2021. Temuan meteorit kondrit karbon yang langka itu merangkai peristiwa pada malam sebelumnya ketika sebuah bola api merobek atmosfer. Ledakan soniknya terdengar dari Irlandia sampai Belanda.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin selengkapnya,
1. Viral di India, Pria Cekik Macan Tutul Hingga Tewas Demi Selamatkan Keluarga
Seorang pria nekat bergelut dengan seekor macan tutul di Distrik Hassan, Karnataka, India. Tindakan demi menyelamatkan nyawa istri dan anak itu dilakukan oleh Rajagopal Naik dan sempat viral di media sosial setempat.
Menurut laporan media di India, peristiwa ini terjadi pada akhir Februari lalu ketika Rajagopal sedang berkendara motor membonceng istri dan seorang anaknya. Mereka saat itu dalam perjalanan pulang ke Desa Bendekere, sekitar 180 kilometer dari Bengaluru, ketika seekor macan tutul muncul dari semak-semak dan langsung menyerang dari belakang.
Pertama, macan menggigit kaki anak Rajagopal hingga mereka bertiga jatuh dari motor. Macan tutul mencoba menyerang sang ibu saat Rajagopal memiting leher binatang buas itu dan memukul kepalanya. Macan berusaha melepaskan diri dengan mengayunkan cakarnya tapi Rajagopal tak mengendurkan pitingannya. Dia semakin kuat mencekik hingga macan itu akhirnya mati lemas.
2. Didarati Pesawat Super Jumbo Antonov, Bagaimana Panjang dan Kuat Landasan YIA?
Pesawat kargo berbadan lebar super jumbo buatan Ukraina, AN124-100, berhasil mendarat di Bandara Internasional Yogyakarta atau YIA pada Rabu, 10 Maret 2021. Setelah memuat komoditas ekspor berupa 62 ton Wire Harness tujuan Columbus, Amerika Serika, pesawat Antonov itupun langsung terbang lagi.
Pelaksana tugas General Manager Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan pesawat Antonov AN124 itu memiliki kapasitas muatan sampai dengan 150 ton. "Pesawat itu bisa mendarat dan mengangkut kargo dari Bandara YIA karena memang bandara ini memiliki landasan yang memadai dengan panjang 3.250 x 45 meter persegi," kata Agus, Kamis 11 Maret 2021.
Pesawat jumbo Ukraina Antonov AN124-100 mendarat kemudian mengangkut komoditas ekspor kargo dengan tujuan Columbus (LCK) Amerika Serikat melalui bandara Bandara Internasional Yogyakarta atau YIA, Rabu 10 Maret 2021. (dok. Bandara YIA)
Agus mengatakan pesawat Antonov AN124-100 itu sebelumnya terbang dari Bandara Sultan Ismail Johor Baru, Malaysia. Pesawat raksasa itu mendarat dengan lancar di Bandara YIA pada Rabu pukul 09.42 WIB. Pesawat itu lalu sukses lepas landas lagi menuju Colombus Amerika Serikat pada sore harinya pukul 16.55 WIB.
3. Setelah Geger Bola Api di Langit, Batu Meteor Langka Ditemukan di Inggris
Batu meteor (meteorit) seberat lebih dari 300 gram telah ditemukan di Kota Winchcombe di Gloucestershire, Inggris, pada Senin pagi, 1 Maret 2021. Pada malam sebelumnya, sebuah pemandangan bola api meteor memukau di langit selatan Inggris. Ledakan soniknya terdengar dari Irlandia sampai Belanda.
Hasil analisis awal yang telah dilakukan menduga meteorit itu berasal dari jenis batuan kosmis yang langka, carbonaceous chondrite--campuran mineral dan senyawa organik termasuk asam amino, zat penyusun kehidupan. Material itu diyakini sama dengan remah dari debu antarplanet yang sangat tua. "Lebih tua dari usia planet kita sendiri," kata Ashley King dari Natural History Museum, Inggris.
King termasuk dalam tim yang kini menyimpan dan meneliti meteorit itu. "Kami meneliti untuk mempelajari bagaimana sistem tata surya kita terbentuk 4,6 miliar tahun lalu dan seperti apa asal usul planet-planet yang bisa dihuni seperti Bumi," katanya lagi.