WUSHU dan kabaddi bukan jenis martabak. Itu adalah cabang olahraga yang untuk pertama kalinya dipertandingkan di AG Beijing. Berbeda dengan soft-tennis dan sport-baseball yang cuma ekshibisi, wushu dan kabaddi malah menyediakan masing-masing enam dan satu medali emas. Wushu berasal dari akar budaya Cina kuno. Sepintas olahraga ini mirip kungfu. Prinsip dasar wushu adalah seni gerak, yang mencontoh gerak-gerak dalam pengobatan Cina kuno sampai gerak pemain dalam opera Beijing. Gerak dalam wushu sebagian mirip dengan gerak tai chi yang sudah dikenal luas di Jakarta. Pelan dan khidmat. Tapi bisa juga cepat dan energik. Dalam AG nanti, yang dinilai adalah kerapian dan keapikan gerakan. Dan juga teknik-teknik perkelahian tangan kosong dan dengan senjata tombak, toya, dan pedang. Selain tuan rumah Cina, tim Hong Kong disebut-sebut sebagai calon peraih medali emas wushu. Enam negara mengikuti cabang baru ini. Kabaddi lain lagi. Olahraga ini asalnya dari India. Pemainnya tak bersepatu dan cukup berkaki ayam. Tak perlu alat apa pun juga. Yang diperlukan cuma lapangan, bisa di tanah atau di rumput atau di dalam gedung, yang luasnya 12,5 x 10 meter untuk pria dan 11 x 8 meter untuk wanita. Tapi di AG Beijing kali ini cuma dipertandingkan untuk pria. Dua regu bertanding berhadapan. Tiap regu terdiri dari tujuh pemain di lapangan, dan lima lainnya sebagai cadangan. Satu regu menyerang, satu lagi bertahan. Lama pertandingan 2 x 20 menit. Regu yang menyerang berusaha menyentuh anggota badan regu yang diserang (atau disebut antis), sembari terus berteriak kabaddi... kabaddi.... Kalau ada antis yang kena, dan si penyerang berhasil kembali ke wilayahnya, si antis harus keluar lapangan -- disebut mati. Dan regu penyerang mendapat angka dan berhak memasukkan lagi anggota regunya yang tadi -- kalau ada -- mati. Pada babak pertama sebuah regu jadi antis dan babak berikutnya jadi penyerang. Kalau regu penyerang tak berhasil membunuh antis, angka akan diberikan pada antis. Angka terbanyak yang menang. Sebenarnya, olahraga ini -- atau yang sejenis ini -- dikenal juga di Indonesia. Di Jawa namanya gobak sodo, di Jakarta dikenal sebagai tap benteng. Entah pula di daerah lain kalau ada. Jadi, sebenarnya Indonesia bisa ikut serta -- toh mudah pula dipelajari. Di Beijing, selain tuan rumah, India, Pakistan, Bangladesh, dan negara-negara Asia Tenggara ikut serta. Satu medali emas diperebutkan di cabang kabaddi ini. Adakah Indonesia tak diberi tahu cabang yang "ringan" itu? TH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini