Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

6 Faktor Penyebab Francesco Bagnaia Belum Bisa Bersaing dengan Marc Marquez di Awal MotoGP 2025

Francesco Bagnaia finis ketiga tiga kali dan keempat sekali di awal musim MotoGP 2025, ketika Marc Marquez terus juara.

17 Maret 2025 | 17.00 WIB

Francesco Bagnaia di MotoGP 2025. (Dok Ducati)
Perbesar
Francesco Bagnaia di MotoGP 2025. (Dok Ducati)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Francesco Bagnaia sudah tiga kali naik podium dalam empat balapan yang berlangsung dalam dua seri awal MotoGP 2025. Ia tiga kali finis ketiga dan sekali finis keempat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Performa pembalap Ducati Lenovo itu terlihat suram karena rekan setimnya yang baru, Marc Marquez, terus menjadi juara dalam empat balapan yang sudah berlangsung. Ia juga terus kalah bersaing dari adik Marc Marquez, Alex Marquez, yang terus finis kedua dalam empat balapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Musim lalu, Bagnaia mampu memenangi balapan seri pertama. Ia finis di posisi terdepan 17 kali ketika akhirnya menjadi runner-up di akhir musim, di belakang Jorge Lorenzo. Marc Marquez, yang kala itu masih memacu Gresini, hanya tiga kali finis terdepan, dalam musim yang menempatkannya di posisi ketiga.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat Bagnaia kesulitan bersaing dengan Marquez? Ada beberapa sebab, seperti disarikan dari pernyataan dia sendiri dalam wawancara dengan GPOne:

1. Ketidakmampuan Mengelola Ban Belakang

Salah satu masalah utama yang dihadapi Bagnaia adalah kurangnya kemampuan untuk mengelola ban belakang. "Saya tidak bisa mengelola ban belakang dengan baik," ujar Pecco seusai balapan di Argentina. 

Ia mengakui tidak memiliki rasa percaya diri seperti yang ia rasakan pada musim lalu. “Saya tahu saya masih berada di dekat pembalap terdepan—selisihnya hanya sekitar satu atau satu setengah detik per lap—tetapi itu cukup untuk membuat mereka menjauh," kata dia.

Kurangnya kontrol terhadap ban belakang membuat Bagnaia kesulitan untuk mempertahankan ritme balapan yang konsisten. Hal ini menjadi faktor utama yang membuatnya tertinggal dari Marc Marquez, yang dikenal sebagai salah satu pembalap paling efisien dalam penggunaan ban.

2. Kehilangan Sensasi Berkendara

Bagnaia juga menyebut bahwa ia kehilangan sensasi berkendara yang sudah ia miliki pada musim 2024. "Apa yang saya rindukan adalah sensasi yang saya miliki tahun lalu," kata pemabalap asal Italia ini. 

Menurut dia, sensasi ini penting karena berhubungan langsung dengan kepercayaan diri dan performa di lintasan. "Saat saya bisa merasakan hal-hal seperti itu, saya akan kembali bertarung untuk posisi yang pantas saya dapatkan, yaitu kemenangan. Saya bukan pembalap yang layak berada di posisi ketiga atau keempat."

3. Kesulitan di Trek Favorit Marquez

Trek seperti Termas de Rio Hondo dan Austin Circuit, yang menjadi dua balapan berikutnya, adalah tempat di mana Marc Marquez selalu unggul. Marquez memiliki rekor impresif di Argentina (tiga kemenangan) dan Austin (tujuh kemenangan),

Bagi Bagnaia, trek-trek ini justru menjadi tantangan besar.  "Inilah trek yang mudah, tetapi entah kenapa saya selalu kalah di tempat yang sama," katanya. "Saya tidak tahu kenapa. Ini adalah sesuatu yang harus saya analisis lebih dalam."

4. Dominasi Tanpa Kesalahan dari Marc Marquez

Marc Marquez dikenal sebagai pembalap yang jarang melakukan kesalahan. Performanya di awal musim 2025 begitu dominan sehingga Bagnaia merasa tertekan untuk mengejar ketertinggalan. 
"Memulihkan poin dari pembalap seperti Marc sangat sulit, karena dia tidak pernah membuat kesalahan," kata Bagnaia. 

Kini ia ada di posisi ketiga klasemen, tertinggal cukup jauh dari Marc Marquez yang ada di puncak. "Selisih 31 poin dari pemuncak klasemen adalah beban besar, apalagi jika melihat betapa kompetitifnya dia," kata Bagnaia.

5. Mentalitas dan Tekanan Psikologis

Tekanan mental juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Bagnaia mengakui bahwa ia sedang berjuang untuk menemukan kembali mentalitas pemenangnya. "Saya akan terus bekerja keras," katanya. "Saya tahu saya harus mengubah mentalitas ini dan terus berusaha. Saya tidak akan menyerah."

6. Faktor Motor dan Adaptasi

Meskipun Bagnaia menggunakan motor yang sama dengan musim lalu, ia merasa ada sesuatu yang aneh dalam performa motornya. Ia bahkan mempertimbangkan untuk kembali sepenuhnya ke spesifikasi GP24, yang mungkin lebih cocok dengan gaya balapnya. "Mungkin di balapan berikutnya saya akan kembali sepenuhnya ke GP24," katanya. "Saat ini, saya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan motor ini."

Keputusan ini menunjukkan bahwa Bagnaia masih mencari kombinasi sempurna antara motor dan gaya balapnya. Namun, seiring seri terus bergulir, proses adaptasi ini semakin menantang.

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus