Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - 74 tahun lalu tepatnya pada 13 Mei 1950, kejuaraan Formula 1 pertama dalam sejarah di diadakan di sirkuit Silverstone, Inggris. Acara tersebut merupakan bagian dari musim perdana Kejuaraan Dunia Formula 1 Fédération Internationale de l'Automobile (FIA).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ajang ini bertujuan untuk menyatukan para pembalap dan tim terbaik dari berbagai negara untuk bersaing dalam serangkaian balapan untuk menentukan Juara Dunia. Dilansir dari maraya-tours.com, perlombaan ini melibatkan 10 tim yang berbeda, termasuk Alfa Romeo, Ferrari, dan Maserati, yang bersaing dalam 70 lap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Diperkirakan, perlombaan tersebut disaksikan oleh 120.000 penonton dan dihadiri oleh Raja Inggris George VI bersama Ratu Elizabeth. Balapan Formula 1 pertama ini menjadi peristiwa penting dalam sejarah olahraga motor, membuka era baru bagi tim-tim dari seluruh dunia.
Lantas, siapa peraih juara pada perlombaan Formula 1 pertama dalam sejarah?
Giuseppe Farina
Dilansir dari formula1.com, Giuseppe Antonio Farina atau yang akrab dipanggil Nino Farina merupakan Juara Dunia resmi pertama Formula 1. Juga meraih Juara Italia pada 1937, 1938 dan 1939, ia paling dikenal sebagai pembalap yang menetapkan gaya gaya mengemudi balap modern: ciri khas Farina adalah mengendalikan mesinnya dengan tangan terentang dan kepala ditahan.
Nino Farina dilahirkan di keluarga yang dekat dengan dunia otomotif. Lahir pada 30 Oktober 1906 di Turin, Italia, Ia merupakan anak dari Giovanni Farina yang mendirikan Stabilimente Farina, sebuah bengkel bodywork di Turin, kota industri di mana sebagian besar industri manufaktur mobil Italia berkembang.
Meskipun sejak dini diharapkan untuk bergabung dalam bisnis keluarga, minat Nino dalam dunia olahraga otomotif mulai tumbuh saat dia mengemudikan mobil kecil di halaman bengkel ayahnya pada usia 9 tahun.
Saat berusia 16 tahun, Nino menemani pamannya Pinin, sebagai penumpang dalam sebuah perlombaan. Tiga tahun kemudian, perlombaan tunggal pertamanya berakhir dengan kecelakaan, yang menandai awal dari serangkaian insiden selama karirnya yang sering terpapar risiko kecelakaan.
Dilansir dari uniquecarsandparts.com, meski memberikan kesan mulus dan presisi, selama tiga puluh tahun karier balapnya ia mengalami serangkaian kecelakaan. Luka bakar, patah tulang, sayatan dan lecet adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan Nino Farina.
Farina sangat tidak suka menjadi sorotan publik. Setelah meraih gelar Kejuaraan Dunia, dia menolak untuk membiarkan foto dirinya diambil di rumah atau memberikan izin kepada pers untuk menyelidiki kehidupan pribadinya.
Dilansir dari sportscardigest.com, Pada musim 1951, Farina menempati posisi runner-up di Kejuaraan Dunia, di belakang rekan setimnya dari Alfa Romeo, Juan Manuel Fangio. Dia memenangkan satu balapan, yaitu Grand Prix Belgia.
Setelah musim 1951, Farina pindah ke tim Ferrari. Namun, ia tidak meraih kesuksesan yang sama dengan di Alfa Romeo. Meskipun demikian, ia tetap menjadi salah satu pembalap yang cukup kompetitif di lintasan.
Selain sebagai pembalap, Farina juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan Formula 1. Sebagai juara dunia pertama, dia memainkan peran penting dalam menarik perhatian publik pada olahraga ini dan membantu membangun fondasi bagi popularitas Formula 1 yang terus berkembang.