Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Asal usul Kun Bokator, Seni Bela Diri Kamboja di SEA Games 2023

Kun Bokator pertama kalinya dipertandingkan sekaligus olahraga identitas yang diikutsertakan Kamboja dalam SEA Games 2023.

7 Mei 2023 | 17.49 WIB

Atlet Kun Bokator putra Indonesia, Alfadhila Ramadhan, bertanding pada nomor seni SEA Games 2023 di Chrouy Changvar Convention Center, Phnom Penh, Kamboja, Kamis, 4 Mei 2023. Alfadhila berhasil meraih medali perak dengan skor 7,67. ANTARA/Muhammad Adimaja
material-symbols:fullscreenPerbesar
Atlet Kun Bokator putra Indonesia, Alfadhila Ramadhan, bertanding pada nomor seni SEA Games 2023 di Chrouy Changvar Convention Center, Phnom Penh, Kamboja, Kamis, 4 Mei 2023. Alfadhila berhasil meraih medali perak dengan skor 7,67. ANTARA/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan South East Games Federation (SEAGF) mengonfirmasi bahwa terdapat 40 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di SEA Games Kamboja. Salah satu yang akan dipertandingkan adalah Kun Bokator, seni bela diri nasional dari Kamboja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip Khmer Times, cabang olahraga ini merupakan yang pertama kalinya dipertandingkan sekaligus olahraga identitas yang diikutsertakan Kamboja dalam SEA Games 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Asal usul Kun Bokator

Mengutip Antara, Kun Bokator adalah seni bela diri yang dipercaya berumur lebih dari 1000 tahun. Kun Bokator kemungkinan seni bela diri paling mendasar di Kamboja yang ditemukan pada masa kerajaan Khmer, yang berkuasa di sebagian besar wilayah Asia Tenggara.

Mengutip laman resmi UNESCO, bela diri ini bertujuan mengembangkan kekuatan mental, fisik, dan disiplin. Dipraktekkan melalui teknik pertahanan diri dan filosofi tanpa kekerasan.

Kun Bokator memiliki khas gaya anggun, menggabungkan pukulan siku, serangan tulang kering, dan kuncian dan grapples. Kun Bokator martial arts dari Kamboja yang telah diakui oleh UNESCO sebagai intangible cultural heritage atau warisan budaya tak benda. 

Kun Bokator saat ini terus mengalami perkembangan setelah sebelumnya pada dekade terakhir hampir punah. Kepunahan itu hampir terjadi karena sangat sedikit praktisi Kin Bokator yang menyintas rezim Khmer Merah pada 1970-an. Namun, seni bela diri ini kemudian menarik minat warga Kamboja yang ingin terus dilestarikan sebagai budaya mereka.

Sehingga Kun Bokator disebutkan sebagai perwujudan dari nilai-nilai sosial, budaya dan agama negara, yang kemudian dipraktekkan secara luas di antara orang Kamboja. Mulai dari usia, jenis kelamin, dan latar belakang atau status pendidikan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus