Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kebugaran yang juga mantan atlet binaraga Indonesia Ade Rai menyoroti masalah kelebihan berat badan yang dialami para atlet terutama pada masa pandemi COVID-19. Menurut Ade Rai, masalah kelebihan berat badan itu disebabkan oleh keterbatasan atlet dalam melakukan latih tanding (sparring).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum lagi sehubungan dengan adanya pandemi, kata Ade Rai, porsi latihan juga dipastikan berkurang dari biasanya. “Tantangan atlet di masa pandemi adalah keterbatasan dalam melakukan sparring. Tetapi dalam situasi saat ini semua serba dibatasi dan menyebabkan atlet kurang latih tanding dan berat badan bisa naik," kata laki-laki bernama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai di Jakarta, Kamis, 11 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi serba keterbatasan itu pun menyebabkan atlet lebih banyak menggunakan waktunya di rumah atau di pelatnas. Akibatnya, kata Ade Rai, pola baru itu berpengaruh pada perubahan pola makan sehingga berat badan pun naik.
Dengan kelebihan berat badan, maka otomatis beban jantung pun dinilainya akan ikut meningkat, termasuk beban persendian. “Berat badan naik, karena kebiasaan makan, jadi karbohidrat berlebihan. Dengan kelebihan berat badan, maka otomatis beban jantung meningkat. Begitu juga beban persendian yang ikut meningkat. Sehingga atlet menjadi cepat lelah dan performa tidak bisa maksimal," kata Ade Rai.
“Jadi memang sikap disiplin sangat diperlukan oleh atlet di masa pandemi ini. Atlet harus bisa secara proporsional mengatur pola latihan dan pola makan karena di masa pandemi ini pengawasan kurang, butuh kedisiplinan mandiri,” katanya.