Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kebugaran Ade Rai mengatakan Idul Fitri 1443 H dapat dirayakan dengan tetap menjaga kesehatan dan berat badan ideal. Menurutnya, menjaga kesehatan saat Lebaran dapat dilakukan dengan menyadari perayaan tidak dijadikan sebagai pelampiasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menyenangkan menikmati berbagai hidangan dan dekat dengan orang-orang yang kita kasihi tetapi menyenangkan juga apabila dengan tetap menjaga kesehatan,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengibaratkan mulut merupakan sumber kesehatan dan rasa sakit sehingga semakin bermanfaat asupan yang masuk ke dalam tubuh dapat dilakukan dengan tidak melakukan konsumsi berlebihan. Dia pun membagikan tips sederhana merayakan Idul Fitri.
Pertama fokus ke lauk, yaitu mengutamakan konsumsi protein, lemak, dan serat serta meminimalkan karbohidrat dan gula yang berlebihan.
“Terlepas ketupat bagian utama dari hidangan, namun gula dari minuman boleh dikurangi,” kata pria berumur 52 tahun itu.
Dia menyebut saat merayakan Lebaran fokus masyarakat tentunya bukan ke olahraga. Tetapi sebaiknya fokus yang dilakukan menjadikan budaya puasa saat Ramadan menjadi kebiasaan ke depan.
“Intermitten fasting hari ke-3 setelah Lebaran, boleh mulai menerapkan puasa kembali 12 jam, 16 jam, atau lebih dengan melewatkan makan pagi langsung makan siang dan malam saja atau menentukan jam disiplin makan,” tuturnya.
Dia juga mencontohkan masyarakat dapat hanya makan di antara pukul 13.00-20.00 kemudian selebihnya tetap berpuasa tetapi boleh minum, hanya tanpa gula.
“Setelah itu, bisa olahraga di akhir puasa, misalnya di jam sebelum makan siang. Kalau tidak bisa, maka tidak apa-apa apabila diganti dengan olahraga di sore hari,” jelasnya.