Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bung Towel Laporkan 'Doxing' Terhadap Keluarganya, Tak Jera Kritik Timnas Indonesia

Pengamat sepak bola Tommy Welly atau Bung Towel menduga dirinya beserta keluarganya diserang melalui "doxing" karena mengkritik Shin Tae-yong.

18 Januari 2025 | 10.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengamat sepak bola Tommy Welly atau akrab disapa Bung Towel saat menunjukkan Laporan Polisi di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Jumat, 17 Januari 2025. ANTARA/Ilham Kausar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat sepak bola Tommy Welly atau akrab disapa Bung Towel menduga dirinya beserta keluarganya diserang melalui "doxing" atau penyebaran data pribadi karena mengkritik kinerja mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya pikir kan kita bicara tentang sepak bola, rasanya tidak normal, tidak wajar kalau harus menyerempet keluarga, dalam hal ini terutama anak-anak saya. Jadi saya perlu melakukan ini (laporan polisi)," katanya saat ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, dugaan tersebut semakin kuat karena setiap mengkritik kinerja STY maka akan ada penyerangan-penyerangan terhadap dirinya. "Karena setiap kali saya memberikan catatan kritis, misalnya terhadap kinerja Shin Tae Yong, ya biasanya itu otomatis terjadi peningkatan yang namanya penyerangan, pem-'bully'-an dan sebagainya," kata Towel.

Towel juga menyebutkan dirinya sudah biasa menghadapi kritik, caci maki terhadap dirinya, namun berbeda ketika telah menyerang keluarganya. "Menurut saya sudah di luar koridor olahraga, misalnya, apakah kita bisa berbeda pendapat tentang sepak bola? Bisa. Tapi apakah kita boleh menyerang anak? Kan itu poinnya, yang menurut saya sudah di luar batas kewajaran," katanya.

Saat dikonfirmasi apakah dirinya jera untuk mengkritik timnas Indonesia atau pertandingan sepak bola lainnya, dia menjawab tetap akan melakukannya. "Karena yang saya lakukan saat ini pun dalam koridor sepak bola. Karena saya ingin sepak bola kita lebih sehat dalam atmosfer perilaku kita sebagai insan sepak bola, baik itu saya pengamat maupun dalam reaksinya dengan netizen atau publik bola," katanya.

Towel juga menambahkan selama dirinya menggeluti sepak bola, baik sebagai jurnalis maupun praktisi langsung sebagai pengurus, baru kali ini mengalami situasi seperti ini terjadi.

Bung Towel Laporkan "Doxing"

Bung Towel melaporkan dugaan tindakan "doxing" atau penyebaran data serta informasi pribadi terkait dirinya dan orang-orang sekitarnya ke Polda Metro Jaya pada Jumat, 17 Januari 2025.

"Hari ini saya melaporkan tindakan penyebaran data pribadi, termasuk juga penyebaran nama sejak tanggal 17 Desember 2024, istilahnya kan di-'doxing', data pribadi saya disebarkan, " katanya di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.

Dia melaporkan ke Polda Metro Jaya dikarenakan kejadian yang dialaminya sudah menyentuh pihak keluarga terutama anak-anaknya. "Jadi kedua putra dan putri saya mengalami juga serangan 'doxing', data pribadinya juga disebarluaskan sehingga mendapatkan serangan," kata Towel.

Towel menjabarkan sejumlah serangan "doxing" yang dialaminya berupa penyebaran nomor telepon seluler (ponsel), alamat serta data diri pribadinya.

"Media sosial terutama, kalau 'doxing' itu kan tidak dikenal, kan terjadi karena itu mengalir, masuk terus. Paket COD juga terjadi, ada banyak paket COD dan itu sangat mengganggu ketentraman," katanya.

Dia juga membawa bukti-bukti yang muncul di media sosial, baik itu sifatnya penghinaan yang kategorinya masuknya pencemaran nama baik, martabat maupun menyinggung anak-anaknya.

"Apalagi khusus untuk yang bungsu juga termasuk yang kakaknya, media sosial sekolahnya juga kan diserang, jadi media sosial sekolahnya juga diserang oleh pesan-pesan yang menurut saya sangat tidak pantas, " kata Towel.

Saat dikonfirmasi siapa pihak terlapor dalam kasus ini, Towel menjawab sudah ada dalam laporan karena masih dalam proses untuk ditindaklanjuti. "Masih akan ditindaklanjuti karena kalau mau dihitung-hitung yang menyerang saya mungkin banyak tapi kan nanti sedang didalami," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus