Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Haas Romain Grosjean mengenang insiden kecelakaan hebat yang terjadi saat Formula 1 GP Bahrain, akhir pekan lalu. Saat kecelakaan terjadi, mobil F1 Haas miliknya terbelah menjadi dua karena benturan dan terbakar. Beberapa detik kemudian, Grosjean bisa keluar dari kokpitnya dan selamat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya tidak tahu apakah kata keajaiban itu dapat digunakan, tetapi bagaimanapun juga, saya akan mengatakan ini bukan waktu saya untuk mati," kata Grosjean kepada TF1, dikutip dari Motorsport, Rabu, 2 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Grosjean tersingkir pada lap pembukaan balapan di Bahrain, Ahad lalu. Ia menabrak penghalang di pintu keluar Tikungan 3 dengan kecepatan sekitar 137 mph. Pembalap asal Prancis itu mampu keluar dengan cepat, menderita luka bakar di tangannya dan terhindar dari patah tulang. Grosjean akan tetap di rumah sakit dan akan absen balapan kedua di Sirkuit Internasional-Bahrain, akhir pekan ini.
"Saat itu, saya melihat kaca mata saya berubah menjadi oranye, saya melihat api di sisi kiri mobil. Saya memikirkan banyak hal, termasuk Niki Lauda (anak Grosjean), dan saya pikir itu tidak mungkin saya berakhir seperti itu. Jangan sekarang. Saya tidak bisa menyelesaikan cerita saya di Formula 1 dengan cara seperti itu," kata dia.
Pembalap Haas, Romain Grosjean melompati pagar pembatas setelah mengalami kecelakaan pada lap pembuka Formula satu (F1) GP Bahrain, Ahad, 29 November 2020. Mobil Romain tergelincir dan menabrak pagar dengan kecepatan tinggi hingga dilalap api. Twitter/F1
Berbicara dalam wawancara pertamanya sejak kecelakaan itu, Grosjean sempat bercanda bahwa ia memiliki tangan seperti Mickey Mouse karena lilitan perbannya. Ia mengaku dalam kondisi baik-baik saja. "Untuk anak-anak saya, saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus keluar. Saya memasukkan tangan saya ke dalam api, jadi saya jelas merasakan tangan terbakar di sasis dan saya keluar," kata dia.
Grosjean mengungkapkan bahwa Simon, putranya yang berusia lima tahun, memiliki keyakinan terhadap kekuatan magis yang melindunginya. "Ini adalah kata-kata yang sangat kuat dari anak-anak. Anak tertua saya, Sacha, yang berumur tujuh tahun, lebih rasional, dia mencoba untuk mengerti." Saat ini, Grosjean juga berfokus menyembuhkan masalah trauma.
"Saya lebih takut pada keluarga dan teman-teman saya, jelas anak-anak saya yang merupakan sumber kebanggaan dan energi terbesar saya, daripada diri saya sendiri," kata Grosjean. "Saya pikir akan ada beberapa masalah psikologis yang harus dikerjakan, karena saya benar-benar melihat kematian datang."
Grosjean akan absen di Formula 1 GP Sakhir, akhir pekan ini. Namun, ia berharap bisa kembali untuk seri terakhir di Abu Dhabi.