Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Gelar Ganda <font color=brown>Sang Doktor</font>

Wladimir Klitschko menghimpun dua gelar tinju kelas berat. Menjadi juara dunia sejati, langkah berikutnya.

3 Maret 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH duel besar pada awal abad baru. Begitu penyelenggara pertandingan menjual dagangannya. Namun apa yang terjadi? Jutaan penonton yang menyaksikan di kotak televisi dan sekitar 14 ribu pasang mata di Madison Square Garden, dua pekan silam, harus kecewa. Duel besar pada awal abad itu tak lebih hanya ajang tukar-menukar pukulan kosong. ”Ah, apa hebatnya Klitschko,” ujar Bill Gallo, kolumnis tinju New York Dailynews.

Wladimir Klitschko memang mengecewakan. Banyak orang menginginkan dia beringas tapi efektif, seperti ciri khasnya selama ini. Saking membosankannya, Gallo melukiskan pertandingan itu tak ubahnya seperti memutar ulang Rocky IV, film yang dibintangi Sylvester Stallone.

Di mata Gallo, Klitschko, yang menang dalam postur tubuh, berperilaku seperti Ivan Drago—petinju Uni Soviet yang menjadi lawan Rocky Balboa dalam film itu. Sedangkan Sultan Ibragimov memilih gaya si Rocky.

Nah, persis dalam adegan film itu, Klitschko seperti petinju undur-undur, menghindari pertarungan jarak dekat yang memang amat disukai petinju yang memiliki postur tubuh yang lebih pendek. Alhasil, pertandingan ini membosankan.

Padahal pertandingan ini sangat penting. Untuk pertama kalinya selama sembilan tahun, baru kali ini duel antarjuara bisa berlangsung. Duel terakhir terjadi ketika Lennox Lewis melawan Evander Holyfield. Sekarang giliran Klitschko, yang menyandang juara dunia kelas berat versi IBF, melawan Ibragimov, yang dililit sabuk juara versi WBO. Semestinya pertandingan antarjuara ini berlangsung dengan ”jual-beli” tonjokan. Tapi, ya itu tadi, Klitschko di luar kebiasaan.

Tinju, pada akhirnya, tidak lagi mempertontonkan pertarungan asal pukul. Publik sudah telanjur kenyang dengan aksi memukau para bintang sebelumnya. Muhammad Ali dengan gaya menarinya yang lincah. Atau Evander Holyfield yang cerdas menggunakan otak dan kepalannya. ”Klitschko bertinju hanya untuk bertahan. Namun mungkin itulah memang yang harus dia lakukan,” kata Gallo lagi sambil menahan gemas.

Taktik permainan seperti itu memang yang diberikan Emmanuel Steward, sang pelatih. Si hitam yang sebelumnya pernah menangani petinju kelas menengah yang hebat, seperti Marvin Hagler dan Roberto Duran, mewanti-wanti agar anak asuhnya benar-benar bermain taktis. ”Fisik yang lebih kecil bisa menjadi senjata,” katanya. Bukti memang sudah banyak. Mike Tyson, yang berperawakan seperti batu baterai ukuran besar, bisa mengalahkan lawan-lawannya yang lebih jangkung.

Taktik itulah yang dijalankan dengan baik. Lagi pula Ibragimov bukanlah Mike Tyson. Klitschko panen pukulan. D ari 348 jotosan, 148 mendarat mulus di wajah dan perut Ibragimov. Sebaliknya petinju Rusia itu banyak memukul angin. Hasilnya pun langsung ketahuan. Klitschko menang angka mutlak. ”Sangat menyenangkan punya gelar ganda,” kata Klitschko sambil tertawa riang.

Meski dicela, bagaimanapun ini adalah pencapaian yang sempurna dalam kariernya. Sejak para petinju dari Eropa Timur merajai ring tinju dunia kelas berat, Klitschko merupakan petinju yang disebut-sebut paling potensial menjadi juara dunia sejati. Itu artinya, ia harus bisa mengalahkan Oleg Maskaev (WBC) dan Ruslan Chagaev yang jagoan di badan tinju WBA.

Klitschko memang punya bekal. Posturnya sempurna, tinggi dan besar. Bahu, dada, dan pinggangnya yang kukuh mampu menyokong gerak fisiknya. Pukulannya pun komplet. Jab-nya maut. Di luar itu, masih ada kelebihan lain. Tampangnya juga cakep. Memang tidak begitu penting dalam olahraga ini, namun bisa segera menarik perhatian publik. Klop.

Itu juga yang membuat publik menoleh kepadanya. Sejak hadir di ring tinju dunia, Klitschko langsung tebar pesona. Dia hadir tak lama setelah sang kakak, Vitali, wara-wiri di ring tinju. Vitali, yang lima tahun lebih tua, telah membuka pintu baginya. Sayang, meski juga berprestasi bagus, Vitali harus mundur dari ring tinju karena cedera.

Kehadiran Klitschko seperti menggantikan sang kakak. Publik pun makin kesengsem pada curriculum vitae Klitschko yang cemerlang. Dia adalah sedikit dari petinju yang juga memiliki pendidikan tinggi. Dia fasih berbicara dalam empat bahasa.

Otaknya juga encer. Setelah beroleh gelar sarjana ilmu filsafat, dia meraih gelar doktor dari Universitas Kiev pada 2001. Itu sebabnya, saat bertanding, ring announcer kondang Michael Buffer selalu memanggilnya dengan sebutan Dr Steel Hammer.

Klitschko lahir di Kazakhstan 31 tahun silam. Perkenalannya dengan dunia tinju dimulai ketika dia masih anak-anak. Namun—namanya juga anak-anak—kadang pikirannya belum netep. Dia menganggap kegiatannya itu hanyalah hobi. ”Cita-citaku sama seperti kebanyakan anak-anak, jadi tentara atau astronaut. Jadi petinju? Sama sekali tidak terbayang,” katanya.

Namun jalan hidup siapa yang tahu. Justru dari jual-beli pukulan di ring itulah ia mendapatkan segalanya. Ada rahasianya, tentu saja. Klitschko tidak hanya mau menjadi juara, tapi juga pengumpul uang yang cerdas. Untuk itu, dia benar-benar mempersiapkan diri. Dia mengikuti petunjuk orang-orang yang mengerti betul tentang bisnis ini. Salah satunya dari Max Schmeling, bekas petinju kelas berat asal Jerman.

Cermat, cerdik, dan mau mendengar, mengantarkannya seperti sekarang ini. Dia pun beroleh hasil dari kepalannya. Dengan kekayaan yang diperolehnya, dia membangun rumah di berbagai tempat yang dia senangi. Sesekali dia ”mondok” di salah satu rumahnya di Las Vegas, atau berlibur mengunjungi Vitali di Los Angeles.

Tatkala tak ada pekerjaan alias tidak naik ring, dia menghabiskan waktu untuk hobinya bermain golf, ski es, sulap, dan tentu saja seperti Vitali, dia merupakan salah satu penggemar catur yang serius. Dia pun pernah berhadapan dengan bekas juara dunia Garry Kasparov. ”Pengalaman yang luar biasa,” katanya. Sama berharganya dengan saat dia tampil mewakili negaranya dalam kompetisi menyanyi, The Eurovision Song Contest, tiga tahun lalu.

Selain hobi yang hanya buang duit itu, kegiatan yang mendatangkan pemasukan pun tidak sedikit. Dia sempat muncul dalam film Ocean Eleven, yang dibintangi aktor Hollywood seperti George Clooney dan Brad Pitt. Dalam film itu dia tampil bertanding melawan Lennox Lewis. Kegiatan lainnya, mempromosikan busana Hugo Boss.

Soal asmara? Nah, ini yang agak sulit. Menurut Vitali, ibunya terus meminta agar si adik segera menikah. Namun sepertinya sang adik masih diliputi kabut kebimbangan. Pilihannya terlalu banyak, barangkali. Maklumlah, perempuan yang ingin ngegelendot padanya juga bejibun. Salah satunya adalah Karolina Kurkova, model cantik. Mereka pernah kepergok sedang bercengkerama di sebuah restoran di Las Vegas. Sebelumnya, dia juga kena gosip dekat dengan Marina Hernandez, gadis cantik asal Jerman.

Ketimbang pusing dengan soal wanita, Klitschko lebih banyak melakukan kegiatan amal. Bersama kakaknya pula, dia ikut memberikan bantuan untuk pembangunan sekolah, gereja, dan anak-anak. Pada 2002, Klitschko bersaudara bekerja untuk Unesco. Wladimir Klitschko juga pernah mendermakan sekitar Rp 2,5 miliar untuk membangun sekolah di Namibia, tahun lalu.

Bagi Klitschko, semua ini merupakan bentuk syukur atas berkah yang diberikan Tuhan kepadanya. ”Aku percaya Tuhan,” katanya. Meski selama hidup di bawah pemerintahan Uni Soviet mereka kehilangan kesempatan untuk melakukan kegiatan beragama, toh Klitschko tak mau menyia-nyiakan hidupnya. ”Tanpa Tuhan, sama sekali tak ada artinya. Kita memerlukannya untuk mewujudkan harapan dan mimpi,” katanya.

Mimpi Klitschko belum semua tercapai. Dua gelar ini masih kurang. Suatu saat, seperti yang pernah disampaikan kepada majalah Ring, dia ingin menjadi juara dunia sejati. Ia ingin merebut gelar dari semua badan tinju dunia.

Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus