Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Ini Cerita Mantan Bintang UFC Soal Jagat MMA di Asia

Demetrious Johnson adalah mantan bintang MMA di UFC yang kini berlaga di Asia di bawah bendera One Championship.

9 November 2018 | 20.20 WIB

Petarung Ultimate Fighting Championship (UFC), Demetrious Johnson menjajal kekuatan seorang pegulat Sumo di Tokyo, Jepang, 26 September 2015. Para petarung UFC mempelajari cara bertarung pegulat Sumo. Ken Ishii/ Zuffa LLC via Getty Images
Perbesar
Petarung Ultimate Fighting Championship (UFC), Demetrious Johnson menjajal kekuatan seorang pegulat Sumo di Tokyo, Jepang, 26 September 2015. Para petarung UFC mempelajari cara bertarung pegulat Sumo. Ken Ishii/ Zuffa LLC via Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan petarung MMA UFC asal Amerika Serikat, Demetrious Johnson mengakui pertandingan tarung bebas di Asia lebih mempunyai jiwa dibanding pertandingan di Amerika yang lebih menekankan pada aspek kontroversi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Model pertandingan di UFC sangat berbeda dengan One Championship. UFC memang selalu mencari bintang baru dan terus berusaha meningkatkan jumlah penonton dan pengiklan. Tapi, para penonton di sana lebih suka melihat kontroversi," kata petarung yang telah mempertahankan gelar sebanyak 11 kali pada kelas flyweight itu di sebelum pertandingan One Championship "Heart of Lion" di Singapura, Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petarung yang berjulukan "The Mighty Mouse" itu mengatakan kejuaraan One Championship lebih menekankan pada aspek cerita tentang para petarungnya dan bagaimana perusahaan penyelenggara kejuaraan itu menciptakan jagoan dari setiap negara Asia.

Kontroversi dalam setiap pertarungan dalam UFC, lanjut DJ, sapaan petarung berusia 32 tahun itu, bahkan sengaja ditampilkan dan dimunculkan dari petarung-petarung yang tidak ingin memicu kontroversi.

"Semua pertandingan tarung bebas itu memang terkait dengan budaya masing-masing negara. Saya juga harus menghadapi kontroversi jika bertanding di Amerika Serikat. Itu berbeda dengan pertandingan di Asia ketika Aung La N Sang bertanding di Myanmar yang terasa sekali semangatnya," kata DJ.

Johnson hijrah dari UFC ke One Championship bersama atlet lain UFC Eddie Alvarez pada akhir musim pertandingan 2018, terutama jelang laga di Singapura, Heart of The Lion.

"Saya belum pernah bertarung dengan atlet-atlet di Asia. Saya akan siap bertarung dengan terlebih dahulu menurunkan berat badan saya," kata atlet yang berlatih di Seattle, AS.

Petarung yang mengantongi 27 kemenangan dan tiga kekalahan selama di UFC itu mengatakan One Championship berada di belakang semua atlet mereka untuk mendorong cerita perjuangannya.

Selain sebagai petarung MMA, Johnson juga akan menjadi duta bagi One Championship dalam bisnis baru mereka yaitu kompetisi E-Sports.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus