Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kemenangan setan biru

Tim layar Australia merebut piala juara dunia dari AS yang sudah 132 tahun dipegangnya. lunas perahunya dicat biru. (or)

8 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada juara yang tahan begini lama. Sudah 132 tahun Amerika Serikat menggenggam piala juara dunia. Piala penuh ukiran setinggi 70 cm yang terbuat dari perak itu dia raih dari perlombaan tahun 1851 di perairan raja lautan, Inggris. Begitu lamanya ngendon di AS sampai-sampai dia disebut Piala Amerika. Tetapi, ibarat laut yang tak selamanya pasang, tim layar Australia merebut piala itu dalam lomba 26 September lalu di lepas pantai Rhode Island, Amerika Serikat. Australia tertiup angin kemenangan yang memabukkan. Jutaan orang, yang menyaksikan siaran langsung televisi dari lomba itu, jadi tak tidur semalaman. Termasuk Perdana Menteri Bob Hawke. Pesta berlangsung sampai pagi hingga orang lupa kerja. Perdana menteri dari Partai Buruh yang berpantang alkohol itu langsung "buka puasa" dengan sampanye sampai kekenyangan dalam pesta yang berpusat di Royal Perth Yacht Club, sebuah bandar perahu layar di Perth. Kemenangan itu dirayakan orang Australia mulai dari gelanggang Rhode Island di pantai timur Amerika sampai Perth di Australia. Di Jakarta, Duta Besar F. Rawdon Dalrymple menyambutnya dengan kue tart besar berbentuk perahu layar dengan tulisan "Good on ya". Direktur jenderal pariwisata, Joop Ave, ikut mereguk sampanye dalam pesta di Captain's Bar, Hotel Mandarin. Amerika Serikat sendiri seperti mati angin. Dennis Conner, nakoda perahu layar Liherty yang dikalahkan, menangis. Hanya Presiden Reagan yang tetap kuat di anjungan. Dalam resepsi menghormati tim layar pemenang dan yang kalah (Conner tidak hadir) di Rose Garden, Gedung Putih, Reagan mengatakan, "Kalau kami telah dikalahkan, kami senang bahwa yang mengalahkan itu adalah Australia. Tapi janganlah genggam piala itu terlalu kencang, karena Amerika akan datang lebih kuat tahun-tahun mendatang." Bagaimana bentuk lunas perahu Australia II yang dibikin dengan biaya US$ 16 juta itu baru ketahuan setelah selesainya pertandingan 7 kali menempuh jarak 39 km (skor 4-3 untuk Australia) di babak final yang mcmakan waktu tiga minggu itu. Begitu sampal di perairan Rhode Island dan terutama setelah lulus dari babak penyisihan bulan Agustus, lunas perahu itu menjadi rahasia besar. Selesai bertanding, perahu langsung dibungkus. Seseorang dari sidicat perahu Kanada pura-pura berenang dan memotret lunas rahasia tadi, tapi tertangkap basah. Hampir saja orang itu masuk pengadilan. Untung, ia menyerahkan isi kameranya. Sindikat yang menopang Liberty juga sempat membujuk perusahaan di Belanda, tempat Australia II dites, supaya membocorkan disain perahu tadi. Perahunya dicat putih. Sedang lunas yang jadi rahasia itu dicat biru berbaur dengan warna air laut supaya orang tak bisa melihat apa yang terdapat di bawah perut perahu berukuran 12 meter itu. Karena itulah, wartawan dan pecandu layar menyebutkannya "setan biru". Setelah kemenangan menentukan, barulah penonton boleh leluasa melihat. Ternyata tidak terlalu meleset dari ramalan sementara orang. Lunas itu memiliki sayap yang panjangnya sekitar 2 meter. Sayap inilah yang membuat perahu tadi menjadi lebih mantap dan lincah membuat manuver, baik untuk menguntit maupun menutup angin lawan-lawannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus