Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Cek kosong boleh berdamai

Peredaran cek kosong makin meningkat akibat merosotnya daya beli konsumen, gara-gara resesi dan devaluasi rupiah. (eb)

8 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANK di Indonesia sampai sekarang masih kebanjiran rupiah. Tapi lalu lintas perdagangan terasa lesu, bak mesin yang kurang oli. Salah satu pertanda lesunya perdagangan adalah meningkatnya pembayaran dengan memakal cek mundur. Laporan mingguan Bank Indonesia pekan lalu mencatat pemakaian cek kosong itu rata-rata setiap hari, Januari sampai Agustus lalu, mencapai 700 lembar bernilai Rp 900 juta. Tiga tahun lalu, baru 400 lembar atau Rp 400 juta. Kalau dihitung secara total, maka jumlah peredaran cek kosong dari Januari sampai Agustus lalu sudah mencapai 136.000 lembar, bernilai Rp 179,5 milyar. Tiga tahun lalu, peredaran total cek kosong selama setahun baru berjumlah 130.000 lembar bernilai Rp 125 milyar. Salah satu bidang perdagangan yang banyak menggunakan cek kosong adalah elektronik . Direktur pelaksana PT National Gobel, A. Jamien Tahir, mensinyalir bahwa merosotnya daya beli konsumen akibat resesi menyebabkan pendapatan tunai pengecer banyak berkurang. Karena setoran dari pengecer agak seret, agen dan penyalur Iehih suka membayar utangnya ke pabrik dengan cek mundur. "Apa boleh buat, cara berdagang di sini memang begitu," ujar Jamien. Direktur Jamien boleh menambahkan, seretnya uang masuk dari pengecer itu juga discbabkan adanya devaluasi rupiah. Sebab, penggunaan cek mundur itu memang semakin terasa sejak awal April lalu, setelah rupiah didevaluasikan sebanyak 38% terhadap satu dollar AS. Menurut Bachran Ichsani, ketua Gabungan Pengusaha Industri Elektronika dan Alat-alat Rumah Tangga Se-Indonesia, perakit merk Hitachi dan ITT "sampai memegang cek kosong bernilai Rp 500 juta." Itu juga terjadi di Sumatera Utara. Mursalin, wakil kepala Perwakilan PT Yasonta, Medan, mengaku sering menerima cek kosong dari 60 toko penyalur di Sumatera Utara dan Aceh yang menjual barang merk Sharp. "Untung empat hari kemudian, sesudah cek tak berdana itu jatuh tempo, rekening pengusaha toko di bank banyak yang terisi kembali," katanya. Penggunaan cek kosong juga banyak beredar dalam perdagangan tekstil. PT Jayatex, produsen tekstil halus georgette di Bandung, mengaku setiap bulan rata-rata menerima pembayaran dengan cek kosong hampir 20%, dari seluruh tagihannya. Hal serupa juga terjadi pada PT Subprabatex di Bandung. "Kalau tak mau, transaksi jadi berkurang," kata direktur keuangan Subprabatex, Sumarna Adiwidjaya. Kalau ternyata yang diterima itu cek yang benar-benar kosong, maka para pengusaha itu lebih suka menempuh jalan damai dengan cara mengembalikannya kepada si pemilik cek. Pengembalian itu dilakukan sampai tiga kali dalam tenggang waktu setahun. Kalau dibawa-bawa ke pengadilan, "dana kami bisa tidak kembali," ujar Sumarna. Untuk mengetahui apakah seorang agen bisa dipercaya, biasanya pabrikan meminta agar pembayaran tunai dilakukan empat kali. "Jika itu berjalan baik, pembayaran berikutnya boleh dengan cek mundur," kata Herry dari Toko Makmur Jaya di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur. Faktor kepercayaan rupanya amat berperanan di saat-saat seperti sekarang. Maklum, pengusaha memang tak suka duduk terlalu lama di atas barang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus