Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

CSFB salah duga

Floating rate note (FRN) Indonesia yang diterbitkan di pasar dolar eropa tidak laku. penerbitan surat berharga tersebut. Dijamin oleh lembaga keuangan non bank CSFB. (eb)

8 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI luar dugaan, floating rate note (FRN), yang diterbitkan pemerintah di pasar dollar Eropa, pertengahan September, kurang mendapat sambutan. Tidak banyak pemilik uang, baik individu maupun lembaga keuangan, menurut The Asian Wall Street Journal, yang membeli surat berharga semacam obligasi itu. Credit Suisse First Boston Ltd. (CSFB), penjamin utama penerbitan surat berharga itu, tentu tak mengira situasi semacam itu bakal terjadi. Maklum, baru Agustus lalu lembaga keuangan nonbank yang bermarkas di London itu dengan mulus menjual FRN Malaysia sebanyak US$ 850 juta. Peristiwa itu sendiri bagi pemerintah yang sudah tiga kali ini menerbitkan FRN pertama, Mei 1982 dengan US$ 200 juta, kedua, Oktober 1982 berjumlah US$ 75 juta tentu merupakan pengalaman yang kurang menyenangkan. Kenapa tak laris? "Saya kira Credit Suisse First Boston itu salah memperhitungkan situasi pasar," kata, seorang bankir Amerika di Jakarta kepada TEMPO pekan lalu. Menurut dugaan dia, situasi politik di Filipina belakangan ini telah mempengaruhi para pemilik uang. "Mereka kebanyakan masih awam, mereka menyangka Indonesia dan Filipina itu sama saja keadaannya," kata bankir itu. Bankir itu melihat tambahan bunga 0,25% di atas libor (tingkat bunga antarbank di London, yang kini 10%) bagi FRN itu sudah memadai dan cukup merangsang pemilik uang. Ini bertentangan dengan pendapat seorang bankir di Hong Kong yang menganggap tambahan bunga FRN tadi kurang menarik. Sebab, untuk pinjaman sindikasi saja bunga yang dikenakan banyak bank Eropa, terutama bagi negara berkembang, rata-rata sudah 0,5-0,875% di atas libor. Bagi pemerintah sendiri, kata bankir Amerika di Jakarta tadi, pada saat ini tampaknya lebih murah jika menerbitkan FRN. Tapi untuk menjualnya pada pemilik dana yang belum dikenal dibutuhkan waktu dan lobby cukup kuat. Beda dengan kredit sindikasi, sekalipun dananya kini agak mahal bank yang sudah mengenal baik nasabahnya biasanya akan cepat memberi konfirmasi. Biasanya "hubungan bank dengan nasabah itu lebih lancar," katanya. Langkah apa yang akan dilakukan CSFB dan sejumlah lembaga keuangan nonbank lain belum jelas benar. Tapi, menurut aturan main, jika FRN pemermtah berjangka 10 tahun itu tak laku, maka CSFB sebagai penjamin emisi FRN wajib membelinya - dan boleh pula menjualnya kembali. Agak tumben memang CSFB, yang dikenal punya reputasi baik di bidang penerbitan surat-surat berharga, sekali ini bisa meleset.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus