Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maverick Vinales merasa Aprilia menerapkan strategi yang keliru sehingga membuat pabrikan asal Noale, Italia, itu gagal tampil konsisten pada MotoGP 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aprilia menatap MotoGP 2024 dengan membawa banyak perubahan untuk motor RS-GP yang berfokus pada aspek aerodinamika. Perubahan itu awalnya berbuah manis karena mengantar Maverick Vinales memenangi sesi sprint MotoGP Portugal 2024 yang merupakan seri kedua musim ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tren positif pun berlanjut kala Maverick Vinales memenangi sesi sprint dan balapan utama seri berikutnya yang digelar di Circuit of The Americas, Texas, Amerika Serikat. Sayang, kemajuan motor RS-GP seperti jalan di tempat karena Aprilia kesulitan tampil kompetitif pada seri-seri berikutnya meski sempat beberapa kali naik podium dalam sesi sprint.
Aprilia pada akhirnya mengakhiri kompetisi MotoGP 2024 sebagai pabrikan terbaik ketiga di bawah Ducati dan KTM, sama seperti posisi yang didudukinya pada MotoGP 2023. Vinales mengakhiri musim di posisi ketujuh.
Vinales, yang musim depan bakal memperkuat tim Red Bull KTM Tech3, menilai Aprilia telah salah menerapkan strategi untuk kompetisi MotoGP 2024. Juara dunia Moto3 2013 itu berpendapat Aprilia seharusnya mempertahankan konsep motor RS-GP edisi 2023 untuk menghadapi MotoGP 2024 ketimbang melakukan perubahan besar-besaran.
Ia merasa perombakan yang dilakukan memaksa dirinya dan Aleix Espargaro kembali beradaptasi dengan motor RS-GP baru yang dikembangkan dengan arah berbeda dengan edisi 2023. Apalagi motor RS-GP edisi 2023 sejatinya sudah cukup kompetitif karena mampu mengantarkan Aprilia meraih dua kemenangan via Aleix Espargaro di GP Inggris dan Catalunya.
“Saya meminta dua hal saat musim 2023 berakhir di Valencia, yakni memperbaiki performa start saat balapan dan motor yang sama karena saya menyukai motor tersebut,” kata Vinales.
“Namun, ceritanya berbeda saat kami berada di Sepang untuk tes pramusim (MotoGP 2024). Itu satu-satunya hal yang saya sesali.”
Vinales merasa RS-GP edisi 2023 yang memiliki lebih sedikit komponen aero dan efek downforce adalah motor yang kompetitif. Rider 29 tahun itu memang tak sepenuhnya yakin RS-GP 2023 bisa menyaingi dominasi Ducati.
Namun, ia yakin jika motor itu bisa membawanya konsisten menembus empat besar. Apalagi motor RS-GP 2023 telah menunjukkan penampilan yang lebih konsisten dan kru Aprilia sudah mengetahui segalanya untuk memaksimalkan performa motor.
“Saya tak tahu (apakah Aprilia terlalu banyak melakukan perubahan di motor 2024) tetapi saat kami mengetahuinya, semuanya sudah terlambat,” kata Vinales menjelaskan.
“Kami tak bisa mengubahnya kembali. Saya pun akhirnya harus mengendarai motor yang tidak saya sukai di sepanjang musim.”
Dalam kesempatan tersebut, Maverick Vinales pun mengucapkan terima kasih kepada Aprilia yang sudah diperkuatnya sejak enam seri terakhir MotoGP 2021 selepas berkonflik dengan Yamaha.
Pembalap asal Spanyol itu merasa dapat sambutan hangat dari kru Aprilia yang membuatnya kerasan di tiga musim berikutnya.
“Dari sisi kemanusiaan, saya merasa sangat puas dengan perjalanan saya bersama Aprilia. Saya menemukan orang-orang yang sangat baik dan bersemangat,” katanya.
“Mereka sangat hangat sejak saya bergabung hingga akhir. Jadi, ini sebuah pertanda yang bagus. Itu artinya kami telah melakukan pekerjaan dengan baik.”
“Dari sisi teknis, tentu saja ada beberapa hal yang kami lewatkan terutama pada tahun ini. Namun, kami harus tetap merasa bahagia karena pada akhirnya kami dapat hasil yang bagus,” ia melanjutkan.
“Bahkan dalam periode di mana satu pabrikan (Ducati) sudah mencapai bulan (sangat dominan), kami masih mampu berada di barisan depan. Jadi, kami mampu melakukan hal-hal bagus.”
MOTORSPORT
Pilihan Editor: Kesan Jonatan Christie Rayakan Natal Pertama Bersama Buah Hati