Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pembalap sepeda BMX, Amellya Nur Sifa, menjuarai nomor moto run 3 Asian Games 2022.
Kemenangan Sifa menyumbangkan medali emas keempat bagi kontingen Indonesia.
Sifa menargetkan lolos ke Olimpiade Paris 2024, yang kualifikasinya berdasarkan poin wakil negara.
SEHARI menjelang perlombaan balap sepeda BMX nomor moto run 3 putri Asian Games 2022, Amellya Nur Sifa mengalami kecelakaan. Atlet sepeda BMX Indonesia itu terjatuh saat menjalani latihan terakhir di Chun'an Jieshou Sports Centre, Chun’an, Zhejiang, Cina timur. Bahu kanan Sifa—sapaan akrab Amellya—terkilir dan ia sempat diragukan bisa mengikuti lomba. “Beruntung ada tim dokter yang menangani dan langsung diberi obat pereda nyeri,” kata Sifa melalui sambungan telepon kepada Tempo, Selasa, 3 Oktober lalu.
Ternyata, pada hari balapan, Ahad, 1 Oktober lalu, Sifa justru menjadi juara. Dalam debutnya di Asian Games itu, dia menyumbangkan medali emas keempat bagi kontingen Indonesia. Kepastian Sifa menjadi pemenang datang dari pelatihnya, Ari Kristanto, yang memperlihatkan kertas pengumuman hasil lomba. Sifa mengumpulkan total 6 poin dari tiga catatan waktu moto run. Poin Sifa sebenarnya sama dengan raihan pembalap Cina, Quanquan Gu, yang mendapatkan medali perak. Namun Sifa finis terdepan dan catatan waktunya lebih baik ketimbang Gu pada moto run ketiga.
Persaingan antara Sifa, yang lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 9 Juli 2003, dan pembalap Cina itu cukup sengit. Pada moto run pertama, Sifa finis di posisi ketiga dengan waktu 44,065 detik, sedangkan Gu di posisi pertama dengan waktu 42,483 detik. Pada moto run kedua, Sifa menempati posisi kedua dengan waktu 43,290 detik dan Gu finis terdepan dengan waktu 41,827 detik. Adapun pada moto run ketiga, yang merupakan final, Sifa sukses finis pertama dengan waktu 43,918 detik. Sementara itu, Gu hanya finis di posisi keempat dengan waktu 44,964 detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amellya Nur Sifa (kanan) dan Jasmine Azzahra Setyobudi usai berlomba pada final putri Asian Games 2022 di Chun'an Jieshou Sports Centre BMX Course, Cina, 1 Oktober 2023/ANTARA/Nick Haboatubun/Indonesia Cycling Federation
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sangat bangga bisa mempersembahkan medali emas buat Indonesia,” tutur Sifa. Kompatriot Sifa, Jasmine Azzahra Setyobudi, berada di posisi ketiga dengan total 9 poin, menyumbangkan medali perunggu balap sepeda BMX. Capaian Sifa dan Jasmine kali ini lebih baik dibanding capaian atlet Indonesia pada Asian Games Indonesia 2018. Kala itu Wiji Lestari menyumbangkan medali perunggu di sektor putri dan I Gusti Bagus Saputra memberikan medali perak di sektor putra. Di Asian Games edisi ke-19 di Cina ini, I Gusti Bagus Saputra hanya menempati peringkat ke-12, sedangkan Fasya Ahsana Rifki menempati ranking ke-8.
Setelah menjadi pembalap terbaik di Asia, Sifa mulai menatap Olimpiade Paris 2024 sebagai arena berikutnya. Ia berusaha keras bersama Jasmine Azzahra mengumpulkan poin buat Indonesia sehingga bisa mengirimkan wakil di pesta olahraga terbesar sedunia tersebut. “Untuk Olimpiade itu poinnya berdasarkan by nation, jadi hitungannya tim,” ujar Sifa. “Jadi perlu banyak ikut kejuaraan. Sebenarnya pengin jadi salah satu wakil Indonesia di Olimpiade Paris,” kata atlet 20 tahun ini.
Sebelum menjadi atlet nasional, Sifa mengenang kembali perkenalannya dengan olahraga sepeda BMX. Ia pertama kali mengenal olahraga ini pada usia 7 tahun. Perkenalannya bermula dari ajakan Dayu Prakasandi, pelatih BMX di wilayahnya. “Sirkuit BMX itu di depan rumah, jadi pas diajak mau aja untuk coba-coba. Apalagi Bapak juga dulu atlet sepeda di Temanggung,” tutur putri pasangan Ahmad Jupri dan Farkhiyah ini.
Pada 2016-2018, Sifa mengikuti berbagai kejuaraan sepeda BMX lokal di Jawa Tengah. Kepiawaiannya dalam olahraga tersebut terlihat dengan sejumlah prestasi yang diraih. Salah satunya ketika ia menjuarai Kapolres Temanggung Cup 2018. Sederet gelar juara di tingkat daerah itu membuatnya berkesempatan membela Indonesia dalam perlombaan profesional pada 2021, tepatnya di Piala Dunia BMX 2021 atau UCI BMX Supercross World Cup 2021 di Sakarya, Turki.
Sifa tak menyia-nyiakan peluang tersebut untuk unjuk gigi dan langsung menembus babak final putaran delapan kategori putri U-23 dalam debutnya. Kegemilangannya berlanjut dengan menjadi runner-up di kejuaraan BMX tingkat Asia pada 2022. Pada tahun yang sama, Sifa menjuarai kejuaraan balap sepeda BMX tingkat nasional atau ICF BMX National Championship 2022 yang diselenggarakan Ikatan Sport Sepeda Indonesia alias Indonesian Cycling Federation (ICF).
Namun performa dia tidak selalu di atas. Pada 2023, Sifa yang kembali tampil di Piala Dunia BMX dan kejuaraan Asia BMX mengalami penurunan peringkat. Di Piala Dunia BMX 2023, dia hanya mampu berada di posisi ke-28. Sementara itu, di kejuaraan Asia BMX, ia berada di peringkat ke-9. “Sempat diseleksi dulu sebelum gabung pelatnas sejak 2021 karena sudah dipantau juga sebelumnya,” ucapnya.
Pelatih kepala tim nasional balap sepeda Indonesia, Dadang Haris Purnomo, mengungkapkan, Cina punya target mengincar medali emas dan perak di nomor BMX putri ini. Jadi, kata dia, strategi itu sudah dibaca tim pelatih, yang langsung mengatur strategi. “Kami simulasikan pembalap Cina ada di posisi pertama. Jadi kami menghindari start berdekatan dengan Cina karena kami prediksi mereka akan melakukan strategi menjepit,” ujar Dadang melalui sambungan telepon kepada Tempo, Selasa, 3 Oktober lalu.
Prediksi Dadang dan jajaran pelatih pun tepat. Dua pembalap Cina menempati posisi start 1 dan 7 sehingga berpeluang melakukan gerakan menjepit pembalap Indonesia dari kanan dan kiri. Dadang pun meminta Sifa dan Jasmine menempati posisi gate, yang bisa menghancurkan konsentrasi pembalap Cina. “Alhamdulillah, Jasmine dan Sifa bisa menjalankan instruksi pelatih dengan baik dan mereka bisa melewati rintangan 1, 3, dan 4 dengan baik,” ucap Dadang. “Cina pun tidak bisa berkutik. Hasilnya, Sifa bisa melampaui pembalap Cina tersebut.”
Setelah Sifa-Jasmine berhasil memboyong medali emas dan perunggu, Dadang tengah berupaya agar kedua atlet andalannya itu bisa meraih tiket ke Olimpiade Paris 2024. Apalagi mereka telah membantu cabang olahraga balap sepeda melampaui target di Asian Games. “Kami sebenarnya hanya diberi target satu medali perak dari BMX dan satu medali perunggu dari nomor track akibat kondisi Bernard Benjamin dan Terry Yudha yang kurang fit,” tutur Dadang.
Menurut Dadang, keberhasilan Sifa dan Jasmine memberikan jaminan untuk prestasi Indonesia di masa depan. Walaupun demikian, kata dia, mereka perlu jam terbang lagi jika ingin bersaing di Olimpiade Paris 2024. “Kalau Olimpiade terdekat, kami belum mau muluk-muluk dulu. Perlu banyak event lagi untuk bisa mengasah keterampilan sehingga bisa bersaing di level dunia,” ujarnya.
Untuk tiket ke Olimpiade Paris, Dadang mengatakan perlu kerja keras buat bisa mengumpulkan poin secara tim. Menurut dia, idealnya perlu ada tiga pembalap di nomor moto run 3 untuk bisa mendapatkan tiket berdasarkan perwakilan negara. “Kita kekurangan satu pembalap untuk membantu Sifa dan Jasmine mengumpulkan poin berdasarkan by nation,” ucapnya.
Meski demikian, kata Dadang, peluang Indonesia mengirim wakil di Olimpiade Paris 2024 belum tertutup. Syaratnya, dia melanjutkan, di setiap event yang berkategori kualifikasi Olimpiade, Sifa dan Jasmine harus mengumpulkan poin maksimal. “Kalau bisa mereka masuk tiga besar di setiap lomba,” tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Taktik Emas Menghindari Jepitan"