Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pebulu tangkis Jepang yang juga dunia dua kali Kento Momota mengumumkan pensiun. Performa dia di lapangan tidak sama lagi seperti sebelum mengalami kecelakaan mobil fatal empat tahun lalu.
Siapa Kento Momota?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kento bergabung dalam NTT East dan diasuh oleh pelatih Yousuke Nakanishi. Kento Momota, lahir di Mino, Kagawa, Jepang, 1 September 1994. Dia pebulu tangkis Jepang pertama yang menjuarai Singapore Open. Kemenangan itu membawa dia menjadi pebulu tangkis Jepang yang meraih gelar Super Series di nomor tunggal putra, dikutip dari situs web Olympics.
Dia juga pernah mendapat medali di nomor tunggal putra dalam Kejuaraan Dunia BWF 2015 di Istora Senayan, Jakarta. Pada 2019 Kento Momota 11 kali mengangkat trofi juara. Ia memenangkan 67 pertandingan dan kalah enam kali sepanjang tahun itu. Ia juga pernah bermain ganda bersama Kenichi Tago dalam turnamen Piala Thomas 2014.
Pada 2016, Kento Momota gagal ikut dalam Olimpiade musim panas di Jepang karena terlibat dalam kasus judi ilegal bersama rekan satu timnya Kenichi Tago. Pada 2020, Momota pernah mengalami kecelakaan di jalan menuju bandara Kuala Lumpur Malaysia. Kecelakaan itu terjadi dalam kunjungannya mengikuti Malaysia Master. Momota harus dioperasi karena mengalami cedera retak di bagian rongga mata.
Dikutip dari Antara, ketika kembali lagi bermain setelah setahun absen, Momota mengalami penglihatan ganda dan gagal mendapat kembali performa gemilang yang membawanya ke peringkat satu dunia. Meski begitu, ia sempat berhasil menjuarai dua turnamen.
"Pada saat kecelakaan itu terjadi, saya berbohong saat saya bilang saya tak terpikir, 'mengapa hal ini terjadi pada saya?'," kata Momota, pada Kamis, 18 April 2024.
Berperingkat 52 dan gagal lolos Olimpiade Paris, Momota menyatakan akan pensiun dari tim nasional Jepang setelah bermain dalam Piala Thomas 2024 di China akhir bulan ini. Setelah itu dia hanya akan bermain dalam turnamen-turnamen domestik di Jepang dan bukan dalam tur dunia.
"Ada banyak masa sulit setelah kecelakaan lalu lintas itu. Saya berusaha kembali ke cara bermain saya melalui coba-coba, namun ada kesenjangan antara perasaan dan tubuh saya," kata Momota. "Itu terus berlanjut dan saya tahu saya tidak akan bisa kembali ke level di mana saya bersaing dengan para pemain terbaik dunia."