Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

MGPA: 350 Marshal di WSBK Mandalika adalah Orang Lombok

MGPA menginformasikan bahwa 350 orang petugas marshal yang dilibatkan di WSBK Mandalika adalah orang Lombok.

4 Maret 2023 | 14.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah marsal bersiap di pinggir lintasan menjelang balapan hari pertama MOTUL FIM Superbike World Championship (WSBK) Indonesian Round 2023 di Pertamina Mandalika International Street Circuit di KEK Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Jumat, 3 Maret 2023. Pada hari pertama gelaran MOTUL FIM WSBK Indonesian Round 2023 seri kedua di Mandalika diisi latihan bebas atau 'free practice' untuk balapan World Supersport dan World Superbike. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria menginformasikan bahwa 350 orang petugas marshal yang dilibatkan di ajang WSBK Mandalika adalah orang Lombok.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

‘’Ini membanggakan. Tidak membawa orang luar yang biayanya mahal, ‘’ kata Priandhi sewaktu hadir di Media Center Indonesia, Sabtu, 4 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa tiga orang chief medical officer atau petugas kesehatan bersertifikat adalah orang lokal Nusa Tenggara Barat (NTB). Nantinya mereka bertugas menangani dan memutuskan boleh tidaknya pembalap turun balapan di Sirkuit Mandalika.

Priandhi menyebutkan bahwa mereka bisa dilibatkan dalam kegiatan track day yang diselenggarakan sebulan sekali. Tak hanya marshal, MGPA juga melibatkan 2.500 orang lokal sebagai volunteer berpendidikan mulai dari SMA, dan bahkan ibu rumah tangga terlibat di bidang kebersihan dan hospitality.

Ia memastikan lintasan Pertamina Mandalika International Street Circuit tidak mengalami kendala, meski beberapa pembalap terjatuh di hari Jumat. Dari dua hari penyelenggaraan WSBK Mandalika, kata dia, tidak ada catatan yang berarti dan komplain dari pembalap.

“Saya dipanggil pihak Dorna. Mereka tidak komplain. Kalau disebabkan licin mestinya tidak beberapa orang saja yang jatuh. Lokasinya juga berbeda-beda,” jelas dia menambahkan. “Tidak ada masalah. Pembalap malah semakin kencang larinya. Catatan waktunya membaik.”

Untuk melakukan survei dampak ekonomi terhadap penyelenggaraan balap di Sirkuit Mandalika, MGPA melibatkan Bank Indonesia dan Litbang Kompas. Hasilnya untuk lokal diperkirakan mencapai Rp 26 miliar.

“Hari ini ada 10 orang dilibatkan mendatangi restoran, hotel dan lainnya,” kata Priandhi.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus