Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan striker Manchester City, Mikheil Kavelashvili, terpilih sebagai Presiden Georgia yang baru. Pria 53 tahun itu mengalahkan rivalnya, Salome Zourabichvili, setelah mendapatkan dukungan sebanyak 224 dari 300 anggota parlemen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kavelashvili sebelumnya merupakan anggota parlemen dari Partai Impian Rakyat Georgia, namun dia bergabung ke Partai Rakyat yang baru didirikan pada musim panas 2022. Partai itu sekarang memiliki delapan kursi di parlemen dan bagian dari koalisi partai berkuasa di Georgia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Georgia adalah negara dengan sistem republik parlemen, di mana perdana menteri dan pemerintah memegang kekuasaan eksekutif. Sedangkan presiden hanyalah jabatan seremonial. Kavelashvili adalah presiden yang pertama kali dipilih oleh anggota parlemen lewat pemungutan suara tertinggi.
Sebelum menjadi seorang politikus, Kavelashvili adalah atlet sepak bola yang sukses. Dia pernah bermain di Manchester City, Dinamo Tbilisi, Spartak Vladikavkaz dan beberapa klub sepak bola di Swiss, termasuk Grasshoppers dan Basel. Dia tercatat mencetak 166 gol.
Profil Mikheil Kavelashvili
Mikheil Kavelashvili lahir di Bolnisi, sebuah kota kecil di barat daya Georgia pada 1971. Dia memulai kariernya sebagai pesepak bola profesional pada 1980-an. Kala itu, ia bermain untuk klub-klub di negaranya dan Rusia, serta menjadi striker tim nasional.
Kariernya sebagai atlet kian bersinar hingga kemudian direkrut Manchester City pada 1995 hingga 1997. Penampilan debutnya cukup mencuri perhatian lantaran berhasil menyarangkan gol saat melawan rival sekota, Manchester United.
Setelah degradasi City, ia memainkan 24 pertandingan (dua gol) di Football League First Division. Namun jumlah tersebut tidak cukup untuk mengamankan perpanjangan izin kerjanya, dan ia dipinjamkan ke Grasshoppers, memenangkan Liga Super Swiss pada 1998.
Ia kemudian memainkan sebagian besar sepak bolanya di Swiss, tampil untuk Zurich, Luzern, Sion dan Aarau. Aarau kemudian meminjamkannya ke Vladikavkaz pada musim gugur 2004, tetapi ia kembali ke Swiss setelah hanya memainkan tujuh pertandingan.
Kavelashvili bergabung dengan tim utama Basel selama musim 2005–2006 di bawah pelatih kepala Christian Gross, yang berada di balik kemenangan liga Grasshoppers pada 1998. Kavelashvili tampil sepuluh kali untuk tim pada musim pertamanya dan di setiap pertandingan ia diturunkan sebagai pemain pengganti.
Pada musim keduanya, ia tampil tujuh kali, masing-masing sebagai pemain pengganti, tetapi klub melepasnya sebelum jeda musim dingin. Ia kemudian pensiun dari karier sepak bolanya sejak itu. Selama masa baktinya di klub, ia bermain sebanyak 17 pertandingan, tiga di antaranya di Piala UEFA, dan mencetak 4 gol.
Setelah pensiun sebagai atlet, Kavelashvili kembali ke Georgia. Ia sempat mengajukan diri dalam pencalonan presiden Federasi Sepak Bola Georgia pada 2015. Namun didiskualifikasi karena tidak memiliki pendidikan tinggi yang menjadi persyaratan untuk jabatan tersebut.
Setelah itu, Mikheil Kavelashvili mulai aktif berpolitik. Ia telah menjabat sebagai anggota parlemen untuk Georgian Dream sejak 2016. Pada 2022, Kavelashvili bersama anggota parlemen partainya, ia membuat gebrakan dengan membentuk faksi parlemen bernama People’s Power, sebuah kelompok anti-Barat yang secara resmi memisahkan diri dari partai yang berkuasa.
Pada 27 November 2024 lalu, ia dicalonkan oleh Georgian Dream sebagai kandidat presiden Georgia dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada 14 Desember. Setelah pemilu, yang diwakilkan parlemen, ia diproklamasikan sebagai presiden oleh dewan elektoral.
Namun, pemilihan tersebut banyak diperdebatkan dan dianggap tidak sah, sebagian besar karena tuduhan kecurangan pemilu yang terkait dengan pemilihan parlemen serentak. Salome Zourabichvili, bersama partai-partai oposisi dan mayoritas masyarakat sipil, terus menegaskan pengakuannya sebagai Presiden Georgia yang sah.
Jika dilantik, Mikheil Kavelashvili akan menjadi mantan pemain sepak bola profesional kedua, setelah George Weah, yang terpilih sebagai presiden suatu negara. Weah, Presiden Liberia dari 2018 hingga 2024, juga bermain untuk Manchester City.
Suci Sekarwati berkontribusi dalam penulisan artikel ini.