Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih bulu tangkis senior, Mulyo Handoyo, menilai bahwa Alwi Farhan merupakan aset berharga bulu tangkis Indonesia pada sektor tunggal putra. Jika dibina dengan baik, ia yakin atlet yang kini berusia 18 tahun tersebut akan menjadi andalan Indonesia di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini aset yang bagus sehingga mesti harus ada program akselerasi percepatan untuk anak ini supaya dia lebih cepat berkembang menjadi senior. Paling enggak ada prioritas supaya dia dapat naik level ke tingkat lebih tinggi,” kata Mulyo di Jakarta, Kamis, 12 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Mulyo, kejuaraan dunia bulu tangkis junior adalah patokan bagi gambaran pemain senior di masa depan. Ia mengingat banyak pemain senior saat ini awal suksesnya berasal dari kejuaraan junior tersebut.
Mantan pelatih Taufik Hidayat itu menilai penting untuk memberikan program akselerasi percepatan kepada pemain muda ini agar mereka bisa berkembang lebih cepat menuju level senior yang lebih tinggi seperti Olimpiade di tahun 2028.
“Pemain ini (Alwi Farhan) menurut saya bisa mencapai puncaknya di Olimpiade 2028. Kalau Olimpiade 2028, dia kan baru umur 23 tahun, itu golden age nya di sana, sehingga kalau kita salah, habis hilang waktunya,” kata Mulyo.
Dia mengatakan bahwa prioritas utama yang harus dilakukan PBSI adalah membantu pemain muda naik level. Banyak juara di Asian Games dan bahkan juara dunia, kata dia, sebelumnya menjadi juara pada level junior. "Ini menunjukkan bahwa pemain muda memiliki potensi besar."
Mulyo mengatakan keberhasilan ini harus memberikan semangat dan keyakinan diri. Musababnya, dalam waktu singkat, pemain tersebut harus siap bersaing dalam turnamen senior.
Alwi mengukir sejarah dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2023 di The Podium Arena, Spokane, Washington, Amerika Serikat, akhir pekan lalu. Ia menjadi pebulu tangkis Indonesia pertama yang menjuarai nomor tunggal putra Kejuaraan Dunia Junior BWF. Alwi menjadi kampiun setelah menggusur unggulan ketiga, Hu Zhe An (China) dengan skor 21-19, 19-21, 21-14 dalam laga selama 65 menit di partai final.
Mulyo berharap prestasi Alwi akan menjadi inspirasi bagi para pemain muda lainnya untuk terus berjuang dan mengukir prestasi dalam dunia bulu tangkis. Dia mengaku telah mengenal Alwi meski tidak detail.
Mulyo melihat bakat, keinginan dan kerja keras yang ada dari pemain asal Surakarta tersebut sangat tinggi. “Makanya saya sudah sampaikan kepada orang tuanya ini (Alwi Farhan) harapan untuk masa depan sangat cerah, punya bakat untuk bisa mencapai prestasi yang lebih tinggi,” kata dia.
Terkait dengan perkembangan bulu tangkis Indonesia saat ini, Mulyo mengingatkan pentingnya bagi setiap pegiat bulu tangkis Indonesia untuk melakukan evaluasi yang tegas dan jelas agar bisa bersaing di Olimpiade. “Kita harus bangkit, meski bulu tangkis kita sempat kalah di Asian Games. Dengan keberhasilan Alwi ini semestinya menjadi motivasi bulutangkis muda Indonesia bisa bersaing di kejuaraan berikutnya,” katanya.
Apresiasi juga diberikan Mulyo kepada pebulu tangkis tunggal putri Chiara Marvella Handoyo yang meraih runner up dan menyumbang medali perak di kejuaraan tersebut. Di partai final, Chiara seperti tampil antiklimaks saat melawan Pitchamon Opatniputh asal Thailand. Hanya dalam 33 menit, Chiara menyerah kalah 11-21, 9-21.
“Mencapai juara dan runner up kita apresiasi sangat luar biasa dan ini modal besar buat bulu tangkis Indonesia semestinya. Keberhasilan ini paling nggak masa depan bulutangkis kita semestinya masih cemerlang,” kata Mulyo Handoyo.