"AFRIKA memiliki pelari-pelari terlaju di muka bumi," tulis
Herodotus, sejarahwan Yunani abad ke-5 SM. Kehebatan tempo dulu
itu masih dijumpai di Afrika sekarang. Lihat Henry Rono (29
tahun), misalnya.
Pelari asal Kenya itu memegang 4 rekor internasional jarak
menengh. Pekan lalu ia mendobrak lagi rekor lama untuk 5000 m
ciptaannya sendiri (13 menit 8,4 detik di California 1978)
menjadi 13 menit 0.6,2 detik atau 2,2 detik lebih pendek di
Kejuaraan Internasional Knarvik (Norwegia). Selain itu ia masih
memegang rekor 3000 m (7 menit 32,1 detik), 3000 m steepchase
(8 menit 05,4 detik) dan 10.00 m (27 menit 22,47 detik)
--semua itu ditancapkannya sejak 1978.
"Saya hanya hldup untuk lari," kata Kono. Tapi ada kemungkinan
ia tak ikut lagi dalam Olympiade 1984 karena usia.
Lama Menghilang
Rono mulai menonjol sebagai pelari sejak usia 18 tahun. Ia lahir
di Kiptaragon, sebuah desa di Pebukitan Nandi, 100 km sebelah
timur Danau Victoria. Kakinya ditempa selagj ia menggembalakan
ternak orang tuanya di bukit-bukit. Dan setiap hari ia harus
lari 5 km dari rumah ke sekolah (SD) agar tidak terlambat.
Kipchoge Keino, spesialis 1500 m Olympiade 1968-72, juga berasal
dari Pebukitan Nandi. Adalah Keino yang mendorong Rono menjadi
atlet. Setelah melihat Keino pulang ke gubuk orang tuanya (tahun
1972) dengan membawa medali-medali emas, Rono mulai ikut
pertandingan antarprovinsi sampai terpilih menjadi atlet
nasianal. Tapi ia batal ke Olympiade Montreal 1976, karena
pemboikotan Afrika hitam. Baru pada tahun 1978 ia membuktikan
keampuhan kakinya dan menciptakan rekor-rekor dunia.
Kemudian kondisinya merosot, sebagian karena Rono pindah ke
Amerika Serikat dan menjadi mahasiswa Universitas Washington.
Sistem atletik universitas yang sangat bersaing, begitu pula
boikot Olympiade (Moskow) 1980 yang disponsori AS, mengurangi
kesempatan bagi Henry Rono untuk latihan dan bertanding. Ia
sempat ikut Olympiade Moskow juga, begitu pula beberapa
pertandingan di Eropa tahun lalu, tapi penampilannya sudah tidak
meyakinkan. Bahkan ia tidak terpilih memperkuat Persatuan
Atletik Afrika untuk merebut Piala Dunia di Roma (4-6
September).
Ia sempat lama menghilang sehingga ada wartawan yang menanyakan
nomor telepon rumahnya di Kenya. Rono memang sudah membangun
rumah bagus di kampungnya. Tapi "jangankan telepon, dengan mobil
pun belum tentu anda bisa sampai ke rumahku," katanya kepada
wartawan.
Penampilan Rono agak bersinar lagi Agustus lalu dengan
menciptakan 4 detik lebih baik dari rekor 5000 m
internasionalnya pada Kejuaraan Benua Afrika. Dalam
minggu-minggu berikutnya di Eropa, kondisinya mendekati puncak.
Misalnya di London (11 September) ia mencatat waktu 13 menit
12,34 detik. Prestasi gemilang yang dicatatnya di Ing gris dan
beberapa tempat lain menambah kekuatannya di Knarvik.
Sore itu (14 September) di Knarvik, sampai putaran terakhir
masih ada 2 pelari kurang lebih 10 m di depannya. Lap
penghabisan itu dikebutnya 56 detik dengan menyalib pelari kedua
depan di pojok 200 m, dan pelari terdepan lan Stuart (Inggris)
akhirnya dilewatinya menjelang finish.
Selain Henry Rono, di tempat sama pelari Inggris, Paula Fudge
juga menciptakan rekor baru untuk 5000 m putri dengan waktu 15
menit 14,51 detik. Rekor sebelumnya (15 menit 24,7 detik)
dipegang Jelena Sipatova dari Uni Soviet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini