Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Pendaki Difabel, Sabar Gorky, Sudah Taklukkan 3 Puncak Tertinggi

Dengan hanya bermodalkan kaki kirinya, Sabar Gorky telah berhasil menaklukkan tiga dari tujuh puncak tertinggi di dunia.

4 Maret 2018 | 15.33 WIB

Atlet panjat dinding yang juga penyandang difabel, Sabar Gorky membatalkan aksinya untuk memanjat Tugu Monas di Jakarta, (08/12). Batallnya aksi panjat tugu monas tersebut karena kurangnya faktor keamanan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Perbesar
Atlet panjat dinding yang juga penyandang difabel, Sabar Gorky membatalkan aksinya untuk memanjat Tugu Monas di Jakarta, (08/12). Batallnya aksi panjat tugu monas tersebut karena kurangnya faktor keamanan. Tempo/Dian Triyuli Handoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan hanya bermodalkan kaki kirinya, Sabar Gorky telah berhasil menaklukkan tiga dari tujuh puncak tertinggi di dunia (seven summits) sejak 2011. Yang teranyar, pendaki gunung difabel Indonesia itu baru saja menaklukkan Puncak Cartenz di Pegunungan Jaya Wijaya, Papua, pada akhir tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pendakian itu merupakan percobaan kedua bagi Sabar untuk dapat menaklukkan puncak tertinggi di wilayah Oseania itu. Pada 2015, Sabar telah menjajal untuk dapat menaklukkan puncak itu sebelumnya, tapi gagal. "Mungkin memang belum diberi kesempatan waktu itu," ujar Sabar kepada Tempo pada Jumat, 2 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gemar mendaki sejak 1986, Sabar mengaku Puncak Cartenz merupakan salah satu puncak yang paling berkesan bagi dirinya hingga saat ini. "Puncak itu tidak ada duanya," ujar pria, yang lahir di Solo, Jawa Tengah itu.

Cuaca yang ekstrem dan medan yang terjal menjadi tantangan tersendiri bagi pria berusia 49 tahun itu untuk bisa menaklukkan Puncak Cartenz hingga harus melakukan dua kali percobaan. "Tebing-tebingnya lebih ke arah vertikal," tuturnya. Karena itu, kata Sabar, tidak heran banyak pendaki yang harus menelan kegagalan dalam menaklukkan Puncak Cartenz, apalagi untuk pertama kalinya.

Sabar menuturkan, pada percobaan keduanya itu, ia membutuhkan waktu satu pekan untuk sampai ke puncak setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut tersebut. Berangkat melalui jalur yang disediakan perusahaan tambang, PT Freeport, Sabar mengaku waktu tempuh selama satu pekan itu adalah waktu yang normal, bahkan untuk pendaki yang memiliki dua kaki sekali pun.

Sabar menuturkan, meski hanya dapat berjuang dengan satu kaki yang dimilikinya saat ini, ketika mendaki, Sabar tidak ingin menjadi beban bagi para rekan pendaki lain. Sebisa mungkin, kata Sabar, dia akan mengikuti ritme pendakian agar tidak tertinggal dari rekannya yang lain. "Alhamdulillah sampai sekarang saya masih bisa menyamai mereka," tuturnya.

Sebelum memuncaki Cartenz, Sabar telah berhasil menaklukkan puncak tertinggi di Eropa, puncak Gunung Elbrus, dan puncak tertinggi di Afrika, puncak Gunung Kilimanjaro. Ia berencana dapat mendaki Gunung Vinson Massif di Antartika pada akhir tahun. Pendakian tersebut menjadi usaha ke sekian kali bagi Sabar untuk melunasi mimpinya menaklukkan seven summits.

ERLANGGA DEWANTO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus