Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic mengkritik keputusan Wimbledon untuk melarang pemain Rusia dan Belarusia. Menurut dia, pemberlakuan larangan tersebut merupakan keputusan gila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wimbledon mengumumkan larangan terhadap semua pemain Rusia dan Belarusia dari kejuaraan tahun ini setelah adanya operasi militer Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu. Grand Slam lapangan rumput itu adalah turnamen tenis pertama yang melarang setiap individu dari kedua negara tampil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan Wimbledon membuat petenis nomor dua dunia putra Daniil Medvedev dari Rusia dan peringkat keempat putri Aryna Sabalenka dari Belarusia tak bisa mengikuti turnamen tersebut pada 27 Juni-10 Juli.
Djokovic berbeda pendapat dengan Wimbledon. Menurut dia, para atlet tidak ada hubungannya dengan konflik yang sedang berlangsung. "Saya akan selalu mengutuk perang, saya tidak akan pernah mendukung perang karena saya sendiri adalah anak yang lahir dalam perang," kata Djokovic dikutip dari Reuters, Kamis, 21 April 2022.
Petenis Rusia Daniil Medvedev mengembalikan bola Tommy Paul dalam babak kedua tungga putra French Open di Roland Garros, Paris, 2 Juni 2021. (AFP/MARTIN BUREAU)
“Saya tahu berapa banyak trauma emosional yang tersisa. Di Serbia, kita semua tahu apa yang terjadi pada 1999. Di Balkan, kita mengalami banyak perang dalam sejarah baru-baru ini. Namun, saya tidak bisa mendukung keputusan Wimbledon, saya pikir itu gila. Ketika politik mengganggu olahraga, hasilnya tidak akan bagus," kata dia.
Keputusan All England Lawn Tennis Club (AELTC) telah dikritik oleh tur ATP dan WTA. Langkah ini adalah pertama kalinya pemain dilarang dengan alasan kewarganegaraan sejak era pasca-Perang Dunia Kedua ketika pemain Jerman dan Jepang dikeluarkan.
Adapun AELTC akan mempertimbangkan kembali keputusan larangan tampil di Wimbledon tersebut jika keadaan berubah hingga Juni mendatang. Otoritas tersebut akan memberi tanggapan yang sesuai atas setiap reaksi yang muncul.
Petenis Belarusia, Aryna Sabalenka. REUTERS/Peter Nicholls
Baca selengkapnya: Petenis Rusia Dilarang Tampil di Wimbledon