Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Profil Anshul Jubli, Guru Matematika Calon Lawan Jeka Saragih di Final Road to UFC

Jeka Saragih punya misi utama menjadi petarung MMA asal Indonesia pertama yang mampu menembus UFC. Ini profil lawannya, Anshul Jubli.

4 Februari 2023 | 12.15 WIB

Anshul Jubli. Doc. Instagram @kingoflions_
Perbesar
Anshul Jubli. Doc. Instagram @kingoflions_

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jeka Saragih punya misi utama menjadi petarung MMA asal Indonesia pertama yang mampu menembus ajang Ultimate Fighter Championships alias UFC. Namun, dia bakal melakoni laga tak mudah. Ia harus menghadapi  Anshul Jubli, petarung MMA asal India.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anshul Jubli adalah petarung yang berasal dari Uttarakhand, India. Ia disebut sebagai petarung terbaik tanah India saat ini. Ia adalah sang guru matematika yang mematikan di ring octagon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di ring profesional, Anshul sudah mencatatkan enam kemenangan tanpa kekalahan atau hasil seri. Sebelum sampai ke depan kontrak UFC, ia tampil dominan dengan mengalahkan Kyung Pyo Kim dan menang dengan keputusan terpisah.

Ia adalah singa di ring pertarungan Matrix Fight Night India. Di kelas lightweight, seakan tak ada yang berada satu level dengannya. Namun, petarung berjuluk "King of Lions" ini mencapai levelnya saat ini bukan tanpa kerja keras. 

Sejak remaja, Anshul harus melewati banyak kisah dan pilihan hingga berhasil berdiri di depan kontrak UFC saat ini. Ia mengenal seni bela diri pada usia 17 tahun. Tahun 2019, Anshul Jubli hampir menyerah pada seni bela diri campuran.

Jubli mendapatkan tiga belas kemenangan mengesankan di ring amatir. Namun, ia mengalami dua pertarungan besar yang dibatalkan dan membuatnya patah hati. Bahkan pada salah satu pertarungan, Jubli bahkan meminjam uang dari teman-temannya agar bisa mewakili India di luar negeri dan membawa gelar ke tanah airnya. Keputusan untuk menyerah urung diambil setelah Anshul masuk ke pertarungan Matrix Fight Night. 

Sebelas tahun lalu, Anshul Jubli menemukan seni bela diri saat mengejar Ujian Layanan Pertahanan Gabungan (CDSE). Pada usia 17 tahun saat itu, ia bersiap untuk ujian dan menemukan MMA. Di gym dekat kampung halamannya, Jubli mengambil kelas MMA pertamanya. Jubli muda saat itu langsung terpikat.

Meskipun beberapa temannya pergi untuk berlatih, Anshul Jubli memilih untuk menunda keputusan untuk terjun di dunia bela diri. Tetapi, itu hanya masalah waktu.

Crosstrain Fight Club, tempat jatuh cinta dan 'patah hati'

Anshul Jubli mempelajari banyak konten video dan meningkatkan pengetahuannya tentang olahraga tersebut. Hingga pada satu hari, dia memutuskan untuk pergi ke Delhi bersama temannya dan mengikuti kelas percobaan di Crosstrain Fight Club .

Crosstrain Fight Club menjadi tempat yang mengubah kariernya di ring pertarungan. Bersama Crosstrain, ia mendapatkan 13 kemenangan di ring amatir. Dalam kurun waktu empat tahun, Anshul Jubli mengumpulkan rekor 13-0, tujuh pertarungan pertama terjadi dalam tiga tahun awal, enam pertarungan tersisa terjadi hanya dalam rentang waktu enam bulan.

Setelah pertarungannya yang ke-13 , kesempatan untuk bertarung di luar negeri datang mengetuk pintunya. Anshul ditawari pertarungan utama di Filipina. Demi bertarung, ia meminjam uang dari teman-temannya dan seorang teman dari Crosstrain Fight Club.

Jeka Saragih akan berhadapan dengan petarung India Anshul Jubli di Final Road to UFC yang digelar pada Fight Night di UFC APEX, Las Vegas, Nevada, Minggu, 5 Februari 2023. (Mola TV)

Ia pun terbang ke Filipina. Segalanya tampak sempurna sampai dia melakukan pemanasan di arena pertarungan.

Pelatih Kepala, Siddharth Singh, dikabarkan memiliki teman yang menyudutkan sang petarung. Skenario terburuk pun muncul dan pertarungan dibatalkan. "Saat itu lawan sudah siap, pertarungan sudah siap dan dibatalkan karena beberapa masalah yang melibatkan polisi," kata Jubli kepada Sportkeeda.

"Saya sangat hancur dan bahkan berpikir untuk mengakhiri segalanya. Berpikir untuk kembali ke Dehradun dan mempersiapkan beberapa ujian (penjaga perbatasan) atau mengajar matematika,” kata dia menambahkan.

Guru matematika yang mematikan

Anshul saat itu meminjam hampir 1 Lakh, 100 ribu rupee, dari teman-temannya untuk pertarungan yang dibatalkan di Filipina. Meski sempat terpuruk, tak lama bagi sang guru matematika bisa kembali serius pada jalannya di ring pertarungan MMA.

“Saya pikir, apa yang bisa lebih buruk dari ini. Saya bisa pulang ke rumah dan mengajar matematika dan bisa membayarnya kembali. Itu jalan keluar yang mudah. Tapi, saya kembali berlatih dan berkata pada diri sendiri bahwa saya akan melihat apa yang terjadi nanti,” kata Anshul.

Setelahnya, Anshul Jubli mulai berusaha mendapatkan tempat di pertandingan-pertandingan Matrix Fight Night. Lima kemenangan dikumpulkan di ring. Bersamaan dengan itu, Ia terus-menerus mengirim video dan pesan pertarungan ke promotor.

Dia pun mendapat telepon untuk melawan petarung favoritnya, Sanjeet Budhwaar. "Saya mendapat telepon, saya harus melawan Sanjeet Budhwar. Sanjeet adalah petarung favorit saya dan bahwa dia adalah petarung berkelas yang kemampuan gulat dan pukulannya bagus," kata Anshul.

Anshul Jubli mendapat kemenangan mutlak atas Sanjeet Budhwar dalam debut profesionalnya. Setelah kemenangan tersebut, ia mengamankan dua kemenangan lagi di Matrix Fight Night untuk muncul sebagai salah satu petarung top dalam promotor tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus