Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Saat berlari, posisi tubuh menjadi salah satu faktor kunci untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi pelari. Adapun posisi badan yang membuat pelari semakin cepat yaitu tubuh condong ke depan. Hal ini akan membantu memberikan daya dorong tambahan untuk pelari dan meningkatkan kecepatan menuju garis finis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlari adalah salah satu cabang olahraga atletik yang praktis dan bisa dilakukan oleh semua orang. Selain kecepatan, berlari juga memiliki sejumlah teknik yang dapat dioptimalkan untuk menjaga kestabilan tubuh dan menambah kecepatan pelari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teknik tersebut termasuk menjaga posisi tubuh yang tepat, yang juga bermanfaat untuk membantu mengurangi risiko cedera. Lebih lanjut, simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Posisi Tubuh Saat Berlari
Berdasarkan buku Modul PJOK Kelas X karya Widyantoro, postur atau tubuh yang baik dan benar saat berlari dapat meningkatkan kecepatan lari di lintasan. Kesalahan pada postur atau salah posisi bisa mengurangi kecepatan dan menambah waktu berlari. Adapun posisi badan yang membuat pelari semakin cepat yaitu condong ke depan dengan sudut kurang lebih 10 derajat.
Selain itu, postur tubuh sempurna juga bisa mengurangi risiko cedera. Pelatih Nick Anderson membagikan sejumlah tips posisi tubuh untuk berlari, khususnya lari jarak pendek.
1. Pundak dan Kepala
Jaga posisi pundak turun serta rileks. Kepala sejajar garis lurus dengan anggota tubuh di bawahnya. Jaga pundak tetap lurus dan hindari rotasi pada pundak.
2. Pinggang
Bayangkan badan ditarik ke atas dengan seutas tali pada kepala. Ini untuk membuat berat pada pinggang terasa pas. Kencangkan otot perut untuk bisa mendapatkan postur yang pas.
3. Lutut
Dorong lutut ke depan dan angkat dengan tinggi. Ini akan menghasilkan kekuatan lebih dan mendorong jangkauan langkah lebih jauh.
4. Kaki
Saat bagian telapak kaki akan menyentuh lintasan, angkat jari kaki ke arah tulang kering, hingga telapak kaki ada pada posisi horizontal. Pastikan mendaratkan telapak kaki dengan bagian tengah dan posisinya berada di bawah tubuh, bukan berada di depan tubuh.
5. Tumit
Setelah menyentuh lantai, pastikan tumit membentuk gerakan melingkar penuh hingga belakang ke arah bokong, namun tidak sampai menyentuh. Jangan langsung gerakkan tumit ke depan sebelum hampir menyentuh bokong. Ini akan membuat tolakan semakin kuat.
Fase dalam Berlari
Dalam teknik gerakan lari, Purnomo (2007) menjelaskan bahwa terdapat dua fase dalam berlari cepat, yakni fase layang dan fase topang. Berikut penjelasannya.
1. Fase Topang
Fase ini memiliki tujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan memperkecil hambatan ketika kaki menyentuh tanah. Fase topang terdiri atas topang dorong dan topang depan. Berikut cara melakukannya :
- Mendarat pada bagian telapak kaki.
- Lutut kaki topang bengkok.
- Gerakan kaki dipercepat.
- Mata kaki, sendi lutut dan pinggang dari kaki topang harus diluruskan sekuat mungking ketika bertolak.
- Paha kaki diayunkan naik dengan cepat ke posisi horizontal.
2. Fase melayang
Fase layang memiliki tujuan untuk mempersiapkan penempatan kaki yang efektif ketika menyentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Berikut cara melakukannya:
- Lutut kaki diayunkan ke depan dan ke atas.
- Lutut kaki topang bengkok pada fase pemulihan.
- Kedua lengan aktif diayunkan, tapi tetap rilek.
- Gerakan kaki topang ke belakang.