Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sisi Kontroversial Novak Djokovic, Petenis Nomor Satu Dunia dan Pemegang Rekor Grand Slam

Kecemerlangan Novak Djokovic susah dibantah. Namun, kehebatannya di dalam lapangan kerap tertutupi oleh blunder dan kesalahan di luar lapangan.

14 September 2023 | 19.07 WIB

Petenis Serbia Novak Djokovic berpose dengan pialannya setelah berhasil memenangkan US Open usai kalahkan Daniil Medvedev di final di Flushing Meadows, New York, 11 September 2023.REUTERS/Mike Segar
Perbesar
Petenis Serbia Novak Djokovic berpose dengan pialannya setelah berhasil memenangkan US Open usai kalahkan Daniil Medvedev di final di Flushing Meadows, New York, 11 September 2023.REUTERS/Mike Segar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kecemerlangan Novak Djokovic susah dibantah. Namun, kehebatannya di dalam lapangan tenis kerap rusak atau tertutupi oleh blunder dan kesalahan di luar lapangan. Ia adalah sosok juara yang kontroversial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam usia 36 tahun, Djokovic kembali menjadi nomor satu dunia. Dia juga baru saja meraih gelar grand slam ke-24 dengan menjuarai US Open 2023. Ia menjadi juara pekan lalu dengan mengalahkan Daniil Medvedev dalam final di Flushing Meadows. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Gelar grand slam itu adalah yang ketiga diraihnya selama 2023, membuat dia hanya kehilangan satu gelar yakni di Wimbledon.  Kini, ia merajai dalam urusan gelar grand slam putra. Petenis Serbia ini unggul dua gelar dari Rafael Nadal.

Novak Djokovic. (Reuters/Robert Deutsch-USA TODAY Sports)

Bagi Djokovic. menjadi yang terbaik adalah hal yang penting. Ia juga memiliki pemahaman yang kuat akan posisi historisnya dalam tenis. 

"Saya ingin mengirimkan pesan kepada setiap anak muda di luar sana. Saya masih berusia tujuh tahun dan bermimpi bisa menjuarai Wimbledon dan menjadi peringkat satu dunia suatu hari nanti," katanya.

"Saya sangat bersyukur, namun saya merasa memiliki kekuatan untuk menciptakan takdir saya sendiri. Saya mempercayainya dan merasakannya dengan setiap sel di tubuh saya." 

"Berada di saat ini, melupakan masa lalu. Jika Anda menginginkan masa depan yang lebih baik, Anda bisa menciptakannya."

Deretan Kontroversi Djokovic

Tak seperti Nadal dan Roger Federer dikagumi secara luas, pandangan terhadap Djokovic kerap terbelah. Prestasinya yang luar biasa di lapangan seringkali dibayangi kontroversi di luar lapangan.

Kontroversinya sempat hadir di arena Prancis Terbuka tahun ini. Seusai menjalani satu lag, ia menulis “Kosovo adalah jantungnya Serbia” di lensa kamera TV di tepi lapangan. Sontak ulahnya mendapat banyak sorotan karena pada saat sama tengah terjadi ketegangan etnis yang meningkat di Balkan. 

Selanjutnya: Kontroversi lain..

Selang beberapa hari, di arena sama, dia juga sempat dicemooh karena mengepalkan tinju saat rivalnya di semifinal, Carlos Alcaraz, melemah karena kram. Djokovic tetap cuek terhadap kritik tersebut.

"Saya tidak keberatan. Ini bukan yang pertama; mungkin bukan yang terakhir. Saya akan terus menang," kata dia.

Momen paling kontroversialnya adalah penolakannya untuk menerima vaksinasi COVID-19. Karena pendirian teguhnya soal itu, dia dideportasi dari Melbourne sehari sebelum Australia Terbuka 2022 dimulai.

Novak Djokovic merayakan keberhasilan menjuarai US Open 2023 dengan putrinya, Tara Djokovic. Medvedev REUTERS/Mike Segar

Sikapnya yang tidak kenal kompromi terhadap vaksin juga membuatnya dilarang masuk Amerika Serikat dan tidak bisa bermain di AS Terbuka tahun lalu. 

Sebelum itu, penggemar tenis susah melupakan karakternya yang berapi-api. Pada US Open 2020, setelah kalah, ia marah-marah memukul bola yang kemudian mengenai hakim garis wanita.

Beberapa pendirian pribadinya menuai kritik. Salah satu yang kerap membuat orang mengerutkan kening adalah  keyakinan dua bahwa komposisi air dan makanan dapat diubah melalui pemikiran positif.

Terlahir sebagai Pemenang

Di luar kontroversi itu, pencapaian karier tak terbantahkan. “Dia jenius,” kata pelatih Djokovic, Goran Ivanisevic, pekan lalu. “Dia unik. Tidak banyak orang di dunia ini yang menyukainya, dari segi olahraga."

“Dia terlahir sebagai pemenang. Ketika Anda mengatakan kepadanya bahwa dia tidak bisa melakukan sesuatu, dia akan menunjukkan kepada Anda bahwa dia bisa melakukannya. Dia selalu berusaha menemukan cara untuk menang, bagaimana bertarung, bahkan ketika dia sedang tidak enak badan, cedera, tidak cedera."

Djokovic meninggalkan Beograd ketika ia berusia 12 tahun untuk berlatih di Munchen, Jerman. Ia kala itu menghindari pemboman NATO di kota kelahirannya.

Selanjutnya: Deretan Rekor dan Prospek


Deretan Prestasi dan Rekor 

Ia bekerja keras dan berhasil meraih gelar grand slam pertamanya di Australia Terbuka 2008. Butuh tiga tahun baginya untuk meraih gelar grand slam kedua.

Ia disiplin dalam diet. Dia benar-benar menghilangkan gluten dari pola makannya. Fisik yang kuat dan lincah membuatnya dikenal sebagai manusia karet di tenis dengan pertahanan yang kokoh.

Pada tahun 2011 ia menikmati tahun yang spektakuler. Djokovic memenangi tiga dari empat Slam dan menjadi peringkat satu dunia untuk pertama kalinya.

Novak Djokovic memamerkan kaus untuk menghormati Kobe Bryant seusai menjuarai US Open 2023. Reuters / Robert Deutsch-USA TODAY Sports

Secara total, ia memiliki 10 gelar Australia Terbuka, tujuh gelar Wimbledon, empat gelar AS Terbuka, dan tiga Prancis Terbuka. Dia adalah satu-satunya orang yang memenangi keempat gelar grand slam setidaknya tiga kali.

Koleksi 39 gelar Mastersnya juga merupakan rekor. Juga waktu 389 minggu yang dihabiskannya sebagai petenis nomor satu dunia.

Waktu tampaknya berpihak padanya dalam usahanya untuk dianggap sebagai yang terhebat. Federer kini sudah pensiun. Nadal, 37 tahun, absen hingga akhir musim karena cedera pinggul yang mungkin membuatnya absen secara permanen. 

Pada saat sama Novak Djokovic justru tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan kekuatan fisiknya. Sebanyak 12 dari 24 Grand Slam yang ia raih  didapat setelah dia berusia 30 tahun.

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus