Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan kartu kuning dan kartu merah dalam sepak bola untuk menandakan pemain melakukan pelanggaran sudah digunakan sejak pertengahan era 1970-an. Namun, baru-baru ini ada satu kartu peringatan baru, warnanya oranye. Wacana kartu oranye ini sebenarnya telah dicanangkan sejak 2014 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas apa arti kartu oranye ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari The Sports Grail, hukuman paling serius dalam sepak bola adalah kartu merah, yang menandakan pemain dikeluarkan dari pertandingan. Wasit sepak bola memberikan kartu ini untuk pelanggaran besar terhadap peraturan. Tim pemain akan kehilangan pemain selama laga sebab tak dapat digantikan.
Sedangkan kartu kuning, ketika seorang pemain menerima peringatan resmi, wasit akan memberikan kartu kuning kepada mereka. Wasit kemudian mencatat informasi pemain di buku catatan kecil. Dengan adanya dua kartu tersebut sejauh ini tidak ada peringatan antara kartu kuning dan kartu merah.
Karena itu, diusulkanlah penggunaan kartu oranye untuk menengahi pelanggaran antara dua kartu ini. Konsep serupa sebenarnya telah diterapkan dalam permainan bola rugbi. Di mana pemain yang melakukan pelanggaran lebih berat dari sekedar mendapat kartu kuning, tetapi belum layak mendapat kartu merah.
Di Rugbi, kartu ini juga berwarna oranye dan disebut sin bin. Seorang pemain diharuskan meninggalkan lapangan selama sepuluh menit jika menerima kartu ini. Jenis pelanggaran yang diganjar kartu oranye biasanya berupa ejekan. Dengan semakin banyaknya penerapan yang tersedia, sin bins terbukti berhasil dalam menekan oposisi di tingkat lokal.
“Manfaat lain yang diantisipasi dari kartu oranye adalah penurunan pelanggaran taktis,” tulis The Sports Grail, dikutip Tempo pada Senin, 11 Desember 2023.
Dikutip dari The Sun, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) dilaporkan telah menerima proposal penerapan kartu oranye ini. Selama pertemuan rapat tahunan mereka di London, pada Selasa, 28 November 2023, IFAB mengusulkan eksperimen dengan kartu oranye di Liga Premier mulai musim 2024-2025.
Adapun aturan ini sebenarnya telah diujicobakan pada pertandingan tingkat non profesional. Sejak 2019 di Inggris, sin bin berdurasi sepuluh menit telah efektif dalam menangani perbedaan pendapat di tingkat akar rumput hingga akademi. Pemain yang melontarkan kata-kata kadar atau berdebat tentang perbedaan pendapat, diberikan kartu oranye dan meninggalkan lapangan selama sepuluh menit.
Namun, menurut The Sun, penggemar tidak akan melihat kartu oranye di lapangan. Sebab kartu tersebut hanya akan ditampilkan di papan elektronik ketika seorang pemain dipecat sementara. Sementara itu, perubahan aturan besar lainnya yang juga telah ditetapkan oleh IFAB mulai musim depan adalah memberikan kartu merah untuk handball di kotak penalti yang “disengaja”.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | THE SUN | THE SPORTS GRAIL