Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Petarung MMA Theodorus Ginting menunjukkan wajah ceria usai duel dalam partai utama One Pride MMA di Jakarta, Sabtu malam 27 Juli 2019. Theo baru saja memenangi laga terberat dalam kiprahnya di MMA, yaitu mengalahkan raja kelas welter Indonesia, Rudy “Ahong” Gunawan.
Tak tanggung-tanggung, Theo menang KO ronde 1 saat Ahong tak sanggup lagi meneruskan pertarungan, gara-gara pingsan dihujani bogem mentah Theo. Kemenangan petarung yang dijuluki Singa Karo itu disambut meriah pendukungnya yang datang berbondong-bondong ke Stadion Tenis Indoor GBK Senayan.
“Ini pertarungan yang sangat berat, karena Ahong adalah juara yang sangat tangguh. Saya baru menyadari dia tangguh setelah merasakan pukulannya yang sangat kuat. Setelah kena pukul itu saya paham mengapa Ahong bisa bertahan lama menjadi juara,” ujar Theo, petarung berusia 33 tahun.
Berlatih di gym Bali MMA, Theo memiliki dasar ilmu bela diri Brazilian Jiujitsu. Dia memiliki teknik pertarungan stand up fight dan ground fight yang seimbang. Dia dikenal sebagai petarung yang cerdik dan tidak melulu mengandalkan tenaga yang besar.
“Saya sudah biasa bonyok-bonyok di latihan. Terkilir, cedera, muka lebam, masuk rumah sakit sudah menjadi santapan sehari-hari. Karena itulah saya berusaha menguasai keadaan ketika jatuh akibat pukulan Ahong yang sangat keras,” kata Theo.
“Saya hanya berusaha bertahan dan memancing emosi Ahong, dan ternyata berhasil. Emosi Ahong terpancing, yang justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Ahong dikalahkan emosinya, namun saya tetap respek karena dia petarung yang hebat,” ujar Theo lagi.
Theodorus Ginting kini sedang menikmati keberhasilannya menjadi juara baru kelas welter One Pride MMA. Namun dia harus segera bersiap menghadapi tantangan petarung-petarung MMA lainnya, bahkan bukan mustahil duel ulang melawan Rudy “Ahong” Gunawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini