Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya Ungkap Kunci Sukses Raih Medali Emas di Olimpiade

Mantan atlet bulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya berbagi pengalaman kepada atlet pelatnas bulu tangkis PBSI.

8 Januari 2024 | 22.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio Tontowi Ahmad saat ditemui usai konferensi pers di Pelatnas PP PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Senin, 8 Januari 2024. (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan atlet bulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya berbagi pengalaman kepada atlet pelatnas bulu tangkis PBSI. Mereka bercerita soal cara mengatasi tekanan dan ketegangan saat berusaha meraih medali emas Olimpiade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tontowi adalah peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Ia memenangkan medali emas bersama Lilyana Natsir pada nomor ganda campuran. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Tontowi, ketegangan hadir sebelum dan setelah pertandingan. Saat itu, ia pun sadar betul manajemen emosi juga diperlukan agar fokus menatap pertandingan tetap terjaga dan berada dalam kondisi prima.

“Rasa tegangnya berlapis-lapis. Sebelum Olimpiade sudah merasa tegang, setelah pertandingan juga tegang karena kami ingin hasil yang maksimal, karena bagaimana pun, hasil pertandingan adalah hasil dari latihan kita selama ini,” kata Tontowi, saat ditemui di Pelatnas PP PBSI Cipayung, Senin, 8 Januari 2023.

Saat ditanya bagaimana cara bagi atlet yang akan berhadapan dengan perasaan itu, pria yang akrab disapa Owi tersebut terus mencoba memotivasi diri sendiri agar tidak lengah. “Waktu semifinal Rio 2016, saya ingat saya teriak-teriak sendiri di apartemen karena tegang, banyak pikiran, dan pressure dalam diri sendiri juga besar. Komunikasi dengan Ci Butet (Lilyana) juga dilakukan,” kata dia.

“Pengalaman-pengalaman seperti ini akan saya share ke adik-adik saya yang akan berjuang di Olimpiade (Paris) nanti,” ujar laki-laki yang kini berusia 36 tahun tersebut.

Candra Wijaya, peraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney, juga sependapat. Ia  mengatakan setiap pemain perlu untuk menguasai diri sendiri dan keadaan dalam suasana yang begitu kompetitif di Olimpiade. “Di Olimpiade, kita akan bertemu lawan-lawan yang besar.:

 Atlet harus melihatnya sebagai kesempatan yang besar, karena tidak mungkin mereka yang tidak memiliki kapasitas, bisa masuk ke Olimpiade. Ini harus menjadi spirit, evaluasi, dan introspeksi agar bisa menghadapi Olimpiade dengan gagah berani,” ujar Candra.

Bulu tangkis kini menyisakan sebanyak 12 turnamen penting yang masuk dalam periode kualifikasi Olimpiade (Race to Paris) yang bergulir hingga 28 April tahun 2024. Sejumlah turnamen penting hingga periode tersebut antara lain Malaysia Open (9-14 Januari), India Open (16-21 Januari), Indonesia Masters (23-28 Januari), French Open (5-10 Maret), dan All England Open (12-17 Maret).

Olimpiade 2024 Paris akan digelar pada 26 Juli-11 Agustus mendatang. Cabang bulu tangkis dilaksanakan pada periode 27 Juli-5 Agustus di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Prancis.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus