Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya Kembali Pelatnas PBSI untuk Berbagi Pengalaman di Olimpiade

Mantan atlet bulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya berbagi pengalaman mereka tampil di Olimpiade dengan atlet Pelatnas PBSI.

8 Januari 2024 | 19.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tontowi Ahmad. (instagram/@tontowiahmad_)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan atlet bulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya berbagi pengalaman mereka, terutama soal tekanan dan ketegangan jelang dan saat berjuang meraih medali emas Olimpiade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio Tontowi Ahmad, yang saat itu memenangkannya bersama Lilyana Natsir di ganda campuran, ketegangan hadir sebelum dan setelah pertandingan. Oleh karenanya, manajemen emosi juga diperlukan agar fokus tetap terjaga dan prima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Rasa tegangnya berlapis-lapis. Sebelum Olimpiade sudah merasa tegang, setelah pertandingan juga tegang karena kami ingin hasil yang maksimal, karena bagaimana pun, hasil pertandingan adalah hasil dari latihan kita selama ini,” kata Tontowi, saat ditemui di Pelatnas PP PBSI Cipayung, Senin.

Saat ditanya bagaimana cara bagi atlet yang akan berhadapan dengan perasaan itu, pria yang akrab disapa Owi tersebut mengatakan, ia mencoba memotivasi diri sendiri, agar tidak lengah dengan target di panggung olahraga tertinggi di dunia itu.

“Waktu semifinal Rio 2016, saya ingat saya teriak-teriak sendiri di apartemen karena tegang, banyak pikiran, dan pressure dalam diri sendiri juga besar. Komunikasi dengan Ci Butet (Lilyana) juga dilakukan,” kata dia.

“Pengalaman-pengalaman seperti ini akan saya share ke adik-adik saya yang akan berjuang di Olimpiade (Paris) nanti.”

Menetara itu, peraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney Candra Wijaya mengatakan setiap pemain perlu untuk menguasai diri sendiri dan keadaan dalam suasana yang begitu kompetitif di Olimpiade.

“Di Olimpiade, kita akan bertemu lawan-lawan yang besar. Atlet harus melihatnya sebagai kesempatan yang besar, karena tidak mungkin mereka yang tidak memiliki kapasitas, bisa masuk ke Olimpiade,” kata Candra.

“Ini harus menjadi spirit, evaluasi, dan introspeksi agar bisa menghadapi Olimpiade dengan gagah berani,” ujarnya menambahkan.

Sementara itu, bulu tangkis kini menyisakan sebanyak 12 turnamen penting yang masuk dalam periode kualifikasi Olimpiade (Race to Paris) yang bergulir hingga 28 April tahun ini.

Sejumlah turnamen penting hingga periode tersebut antara lain Malaysia Open (9-14 Januari), India Open (16-21 Januari), Indonesia Masters (23-28 Januari), French Open (5-10 Maret), dan All England Open (12-17 Maret).

Olimpiade 2024 Paris akan digelar pada 26 Juli-11 Agustus, dengan cabang bulu tangkis dilaksanakan pada periode 27 Juli-5 Agustus di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Prancis.

Pilihan Editor: Jojo dan Ginting Bersiap Tampil di Malaysia Open 2023

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus