Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Neymar mungkin tahu waktunya telah tiba untuk keluar dari bayang-bayang Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dengan tampil di kancah tertinggi kompetisi Eropa. Neymar, berhasil membawa Paris Saint-German (PSG) untuk menatap final Liga Champions Eropa pertamanya, berharap bisa membantu para kolega mengatasi soliditas Bayern Munchen yang tampil perkasa di babak knock-out Liga Champions.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Neymar mungkin bukan pemain sebaik Messi. Dia juga tidak mencetak gol sebanyak Ronaldo. Namun, pemain tim nasional Brazil ini memiliki pengaruh terhadap permainan. Pada babak perempatfinal dan semifinal Liga Champions, Neymar telah menunjukkan peran itu melalui kontribusinya pada gol-gol PSG. Ia menerobos garis pertahanan lawan dengan kecepatan, dribbling, dan membuka ruang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jika Ronaldo tidak lagi menjadi pemburu gol dan Messi tidak bisa lagi berlari 30-40 meter untuk menyelesaikan peluang, Neymar masih bisa melakukannya. Pemain berusia 28 tahun itu kini semakin matang. Ia menempatkan dirinya bersama Messi, Ronaldo dan Kylian Mbappe, sebagai pemain terbaik di dunia.
Pada usia 33 tahun dan 35 tahun, Lionel Messi dan Ronaldo tetap menjadi pemain andalan untuk Barcelona dan Juventus. Tetapi, mereka semakin membutuhkan bantuan rekan satu tim dan musim ini tim keduanya tidak cukup baik untuk tampil di Eropa. Fakta bahwa Neymar adalah yang terbaik saat ini tidak berarti Messi dan Ronaldo adalah pemain yang lebih buruk darinya. Di Lisbon, Portugal, setidaknya untuk saat ini, Neymar bisa menujukkan dirinya sebagai raja baru Eropa.
Neymar terus bersinar di Liga Champions. Meskipun tidak mencetak gol, Neymar menjadi kunci dalam kemenangan 3-0 mereka atas RB Leipzig di semifinal. Tendangannya membentur tiang dua kali selama pertandingan, tetapi dia berperan dengan assist untuk gol Angel Di Maria. Mantan penyerang Barcelona mengirimkan umpan backheel agar Di Maria bisa menaklukan kiper Leipzig, Peter Gulacsi.
Sayangnya, Neymar terancam absen pada laga final melawan Bayern Munchen, yang mampu mengatasi perlawanan Olimpique Lyon di semifinal. Neymar tertangkap kamera melakukan tukar kostum dengan pemain RB Leipzig, Marcel Halstenberg seusai pertandingan. Hal tersebut sebenarnya dilarang dalam protokol kesehatan Liga Champions yang baru.
Media Inggris The Sun menyatakan bahwa dalam protokol yang dibuat untuk mencegah penyebaran Covid-19 itu, pemain harus menjalani isolasi jika melakukan pelanggaran. Jika dinyatakan positif Covid-19, si pemain harus menjalani karantina selama 14 hari atau hingga dinyatakan negatif. Tak hanya itu, sanksi administrasi juga mengancam pemain jika melakukan pelanggaran. Hingga saat ini UEFA belum mengeluarkan pernyataan soal pelanggaran yang dilakukan Neymar. Akan tetapi laporan tersebut menyebutkan bahwa pelanggaran terberat bisa menanti si pemain.
Kehilangan Neymar tentu merupakan kerugian besar bagi PSG. Ia merupakan satu dari dua pemain PSG yang memiliki pengalaman bermain di partai puncak Liga Champions saat masih bersama Barcelona.
MARCA | THE SUN