Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Klaten - Meski tampak mungil dari luar, ruang kemudi Mahesa Nusantara atau mobil pedesaan buatan Kiat Motor terasa cukup lapang. Pada akhir pekan lalu, Tempo berkesempatan menjajal purwarupa Mahesa tipe double cabin di bengkel Kiat Motor, Jalan Solo - Jogja, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.
Baca: Cerita 165 Pemikir di Balik Mobil Desa Mahesa Nusantara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Duduk di belakang stir Mahesa mengingatkan pada mobil Suzuki Carry yang menjadi tren pada tahun 1990-an. Dashboardnya juga cukup simpel dan sederhana. Mengingat tujuan dibuatnya Mahesa sebagai kendaraan untuk membantu pekerjaan petani, jangan berharap dapat menemukan air bag, air conditioner (AC), atau seperangkat audio modern di dashboard.
Sebagai ganti dari absennya sejumlah piranti pendukung kenyamanan mengemudi tersebut, Mahesa dilengkapi power take off ( PTO) alias sistem untuk mengambil alih tenaga menggunakan sistem mekanikal dan dialirkan ke sistem lain. Sistem PTO biasanya digunakan pada traktor, truk, atau kendaraan berat.
Baca: Belum Diproduksi, 6.000 Unit Mobil Mahesa Sudah Dipesan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dengan sistem PTO, Mahesa dapat disambungkan dengan mesin-mesin pertanian seperti perontok padi, pompa air, dan lain-lain. "Sistem itu buatan Quick (CV. Karya Hidup Sentosa Yogyakarta, produsen traktor Quick). Jadi saya dan Quick sama-sama menerjemahkan bagaimana kendaraan pedesaan itu seharusnya," kata Sukiyat, pemilik bengkel Kiat Motor sekaligus inisiator Mahesa Nusantara.
Double cabin adalah salah satu dari tiga tipe Mahesa Nusantara yang digagas oleh Sukiyat, pemilik bengkel Kiat Motor yang juga dikenal sebagai inisiator mobil Esemka. Dua tipe lainnya adalah pick up dan kendaraan peralatan pertanian.
DINDA LEO LISTY