Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ragam

Ini Sunnah yang Dijalankan Masyarakat Arab Saudi saat Ramadan

Masyarakat Arab Saudi mengutamakan sunnah-sunnah Nabi saat menjalani ibadah puasa ramadan.

23 Mei 2018 | 06.13 WIB

Seorang pria membaca Al Quran saat menjalankan ibadah Puasa di bulan Ramadan di Riyadh, Saudi Arabia, 29 Mei 2017. REUTERS
Perbesar
Seorang pria membaca Al Quran saat menjalankan ibadah Puasa di bulan Ramadan di Riyadh, Saudi Arabia, 29 Mei 2017. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap masyarakat muslim suatu negara, memiliki tradisi dan kebiasaan berbeda dalam menjalani bulan puasa. Demikian halnya masyarakat Arab Saudi yang mengutamakan sunnah Nabi dalam menjalankan puasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, menceritakan masyarakat Arab Saudi mengamalkan sunnah Nabi Muhammad dalam berpuasa, yakni menyegerakan berbuka dan sahur mendekati subuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di Arab Saudi tidak ada istilah waktu imsak. Penanda dimulainya puasa adalah azan subuh, bahkan ada yang baru berhenti makan pada detik-detik azan subuh berkumandang," kata Osama dalam acara buka puasa bersama media, Selasa, 22 Mei 2018.

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, mengundang media berbuka puasa bersama sambil tukar cerita mengenai ramadan di Arab Saudi, Selasa, 22 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Sesuai Sunnah pula, masyarkat Arab Saudi berbuka puasa dengan kurma dan dalam bulan puasa juga menjadi ajang berlomba-lomba memberikan makanan kepada mereka yang berpuasa. Sebab adalah suatu kebahagiaan bagi masyarakat Arab Saudi orang-orang berbuka puasa dengan makanan yang mereka hidangkan. Dalam sunnah Nabi disebutkan mereka yang memberikan makan orang berpuasa akan ikut mendapat pahala puasa orang yang berpuasa tersebut.

"Para pegawai dan mereka yang belum punya pasangan akan ke masjid untuk berbuka puasa karena disana ada ruang untuk berbuka puasa bersama-sama," kata Duta Besar Osama.

Berlomba-lomba mencari pahala puasa sangat terasa di Masjidil Haram. Setiap blok di area itu sudah dipesan oleh keluarga-keluarga Arab Saudi untuk bersedekah menyediakan makanan berbuka di sana.

Sementara itu, masyarakat Arab Saudi mayoritas menjalankan ibadah sholat tarawih di masjid sebanyak 11 rakaat. Akan tetapi, setiap rakaat membaca 1 halaman Quran. Untuk itu, Osama pun menyayangkan karena banyak para penghafal al-Quran di Indonesia, tetapi saat tarawih hanya membaca surat-surat pendek.

Selama ramadan, pelaksanaan hukuman mati pun ditangguhkan dan seluruh restoran di seluruh penjuru Arab Saudi, tutup. Mereka yang tidak berpuasa pun, dilarang makan di sembarang tempat. Osama menekankan, selama 30 hari bulan ramadan, segala hal yang bersifat keduniawian dihentikan, bahkan Raja Salman pun mengurangi kunjungan kenegaraannya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus