Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Pakar dan peneliti instrumen longsor dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Adrin Tohari, mengatakan kejadian puluhan sumur yang ambles di Kediri, Jawa Timur, merupakan fenomena alam. Ia menduga kejadian itu muncul akibat pengikisan lapisan tanah dinding lubang sumur oleh air hujan yang mengalir di celah lapisan tersebut.
"Lapisan tanah tersebut terdiri atas partikel pasir halus yang lepas atau tidak padat yang berasal dari erupsi gunung api muda," kata Adrin, Senin, 1 Mei 2017.
Dugaan tersebut juga merujuk pada bentuk lubang amblesan tanah yang mengikuti dimensi sumur. Lapisan tanah yang ambles itu kemudian mengisi lubang sumur sehingga air sumur menjadi dangkal.
Baca: Fenomena Sumur Ambles di Kediri, Warga Diminta Tak Konsumsi Air
"Untuk peristiwa amblesannya bisa terjadi dalam waktu beberapa jam, tapi proses penggerusan lapisan tanah pasir di dinding sumur tersebut bisa berlangsung selama musim hujan lebat," ujarnya.
Hipotesis dari pakar lain, kata Adrin, misalnya kenaikan muka air sumur yang menyebabkan lapisan tanah pasir di lubang sumur mengalami penurunan kekuatan sehingga kemudian runtuh.
Menurut Adrin, dampak amblesan sumur ke bangunan rumah warga sangat bergantung pada jaraknya. Jika dekat dengan fondasi rumah, lubang sumur itu perlu ditimbun agar tidak ikut menggerus. "Sumur yang ditimbun diganti dengan sumur bor saja. Pemda perlu turun tangan untuk pengadaan sumur bor ini," katanya.
Baca: 58 Sumur Warga Kediri Ambles, Ada Retakan di Lereng
Sejak Senin, 24 April 2017, sumur warga bergiliran ambles. Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kediri, Randy Agata, seperti dikutip Antara, mengatakan fenomena sumur ambles itu meluas di dua desa, yaitu Desa Manggis dan Gadungan, Kecamatan Puncu. Tercatat sudah ada 127 sumur yang ambles dan 117 sumur airnya keruh.
ANWAR SISWADI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini