Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Pekanbaru - Universitas Riau bekerja sama dengan Program Inkubator PT Pertamina Hulu Rokan memberi pelatihan kewirausahaan bagi 20 mahasiswa yang berasal dari Suku Sakai (suku terasing). Program pelatihan saat ini digunakan sebagai proyek percontohan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mahasiswa anak Suku Sakai se-Provinsi Riau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Seperti meningkatkan kemampuan komunikasi, pengembangan karakter, dan membentuk personal 'branding' untuk bekal dalam persaingan ke depan," kata Zulkarnain, Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Riau, di Pekanbaru, Rabu 10 November 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia menyebutkan, sebanyak 20 mahasiswa asal suku terasing itu diundang dari berbagai perguruan tinggi di Provinsi Riau, dominan di Pekanbaru. Mereka terdiri dari sebanyak lima mahasiswa dari Universitas Riau, sepuluh mahasiswa dari Universitas Islam Riau, tiga mahasiswa Universitas Islam Negeri Susqa Riau, serta masing-masing satu mahasiswa dari Universitas Lancang Kuning Riau dan Universitas Tabrani.
"Kami berharap pelatihan ini mampu membangun kapasitas SDM mahasiswa Suku Sakai, makin bisa berkembang lebih baik lagi bersama dengan masyarakat lainnya di Provinsi Riau," katanya.
Rektor Universitas Riau, Aras Mulyadi, berharap pelatihan ini juga dapat digelar oleh perusahaan lain untuk memajukan masyarakat pedalaman. Menurutnya, keberhasilan suatu perusahaan adalah apabila peduli dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
Karenanya, Aras menambahkan, kampusnya mendukung kegiatan pelatihan ini terlebih karena sesuai dengan program 'Merdeka Belajar-Kampus Merdeka' di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program disebutnya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri sesuai talenta yang dimiliki.
Sedang bagi Universitas Riau, kegiatan ini penting diteruskan karena Indeks Kinerja diukur melalui seberapa banyak lulusan yang bekerja berwirausaha. "Seberapa banyak mahasiswa yang magang di perusahaan bisnis," kata Aras.