Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Angin Kencang Dipengaruhi Awan Konvektif dan Perubahan Cepat Tekanan Udara

Angin kencang karena tekanan udara yang berubah dengan cepat pada jarak sempit dan kecil

6 Maret 2022 | 15.55 WIB

Ilustrasi angin kencang. time.com
Perbesar
Ilustrasi angin kencang. time.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), sempat dilanda angin kencang pada, Sabtu, 5 Maret 2022, sekitar pukul 12.40 WIB. Angin kencang dan hujan ringan itu berlangsung sekitar 10 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Saat itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca. "Waspada potensi hujan disertai kilat atau petir di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada siang dan sore hari," tulis BMKG dalam situs web resminya, Sabtu, 5 Maret 2022.

Apa penyebab angin kencang?

Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin menjelaskan, berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek dipicu sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus. Awan konvektif bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tak hanya menimbulkan embusan angin yang cukup kencang, Miming mengatakan, sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat itu juga menyebabkan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek. Lama waktunya pun beragam. “Ringan (hujan) hingga lebat dalam durasi singkat seperti yang terlihat dari citra radar cuaca,” kata Miming.

Mengutip Met Office, tiupan angin muncul karena adanya tekanan atmosfer. Tekanan itu tersebab berat udara. Semakin besar massa udara makin tinggi tekanannya. Semakin tinggi tekanan, maka makin kencang embusan angin.

Kekuatan embusan angin berlainan dalam waktu bersamaan.  Itu karena naik dan turun udara di atmosfer. Saat udara naik, tekanan angin akan lebih rendah. Ketika udara turun ke permukaan Bumi, tekanan angin akan lebih tinggi. Tak hanya kecepatan angin, udara naik maupun turun juga mempengaruhi cuaca.

Mengutip situs web University of Wisconsin, biasanya angin kencang karena tekanan udara yang berubah dengan cepat pada jarak sempit dan kecil. Misalnya, wilayah yang diapit antara dua lembah cenderung berangin. Adapun wilayah terbuka juga cenderung berangin kencang. Itu karena, angin berembus tanpa hambatan. Sebab itulah angin di tepi danau atau laut yang terbuka lebih kencang, dibandingkan tempat lain seperti hutan yang penuh pepohonan.

Angin kencang biasanya muncul sebelum maupun saat hujan. Itu karena udara mendapat tekanan air yang jatuh. Udara mengalir menyamping dan menghasilkan angin kencang.

Angin akibat hujan bisa mencapai kecepatan lebih dari 160 kilometer per jam. Angin kencang karena hujan rentan menyebabkan kerusakan yang signifikan, berlangsung selama 5 menit hingga 15 menit.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus