Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lima penumpang kapal selam Titan milik OceanGate dinyatakan meninggal saat kapal tersebut diduga meledak di Samudra Atlantik pada Kamis, 22 Juni 2023. Sebelum tragedi menyerang, para penumpang Titan sedang dalam perjalanan melihat bangkai kapal Titanic.
OceanGate, perusahaan swasta eksplorasi laut milik CEO Stockton Rush, mengoperasikan tiga kapal selam untuk penelitian, produksi film, dan wisata eksplorasi, termasuk ke bangkai kapal Titanic.
Wisata eksplorasi Titanic bersifat komersial, terbuka untuk umum bagi yang mampu membayar harganya. Penumpang harus mengeluarkan biaya sebesar 250.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar 3,7 miliar rupiah untuk perjalanan delapan hari ini.
Melansir situs OceanGate, penjelajah yang memenuhi syarat memiliki kesempatan untuk bergabung dalam ekspedisi sebagai anggota kru yang disebut sebagai Spesialis Misi.
Ekspedisi dilakukan mulai musim panas di AS yang jatuh pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Jumlah penyelaman yang direncanakan adalah sebanyak 18, dengan kedalaman 3.800 meter. Lokasinya sekitar 380 mil laut di selatan Newfoundland, Kanada.
Lantas, apa apa saja yang ditawarkan dalam wisata Titanic?
Kegiatan wisata Titanic
Berdasarkan informasi di situs OceanGate, berikut kegiatan yang ditawarkan kepada penumpang dalam ekspedisi Titanic:
· Melengkapi pekerjaan dari ekspedisi ilmiah sebelumnya dengan mengambil data dan gambar untuk studi ilmiah lanjutan di lokasi tersebut.
· Mendokumentasikan kondisi bangkai kapal dengan foto dan video definisi tinggi.
· Mendokumentasikan flora dan fauna yang menghuni lokasi bangkai kapal untuk dibandingkan dengan data yang dikumpulkan pada ekspedisi ilmiah sebelumnya demi menilai perubahan habitat dan situs warisan maritim dengan lebih baik.
Awal mula ide muncul
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut wawancaranya dengan Smithsonian Magazine pada 2019, ide perjalanan ke Titanic pertama kali muncul di benak Stockton Rush sebagai taktik pemasaran. Dia sadar bahwa bangkai kapal adalah cara untuk menarik perhatian publik.
Pada 2016, OceanGate melakukan ekspedisi komersil dengan penumpang ke bangkai kapal Andrea Doria, sebuah kapal Italia yang tenggelam di pesisir Nantucket pada 1956 dan memakan 46 korban. Sorotan media meningkat, namun Rush punya ide yang lebih besar.
“Hanya ada satu bangkai kapal yang diketahui semua orang,” katanya, dikutip dari Smithsonian Magazine. "Jika Anda meminta orang untuk menamai sesuatu di bawah air, mereka akan menyebut hiu, paus, dan Titanic."
Setelah ekspedisi sukses ke bangkai kapal pada 2021 dan 2022, wisata Titanic dari OceanGate terus berlanjut di tahun berikutnya.
Beberapa misi dilakukan selama beberapa tahun untuk mendokumentasikan dan memodelkan situs bangkai kapal sepenuhnya, mengingat skala besar bangkai kapal dan bidang puing-puing. Dilakukan survei longitudinal untuk mengumpulkan data gambar, video, laser, dan sonar.
Menurut situs OceanGate, ekspedisi dilakukan sesuai dengan Pedoman NOAA untuk Eksplorasi Penelitian dan Penyelamatan RMS Titanic, dan mematuhi pedoman UNESCO untuk pelestarian situs warisan dunia bawah laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Istri Kapten Kapal Titan yang Meledak Adalah Cicit Korban Tragedi Titanic
Testimoni dari penumpang
Setelah tragedi yang menimpa Titan, beberapa orang yang pernah menjadi penumpang kapal selam Titan menceritakan pengalamannya kepada media.
Dalam wawancara dengan NPR, koresponden CBS Sunday Morning David Pogue menceritakan pengalamannya menyelam dengan Titan pada bulan November untuk sebuah tugas, dan menyebut rasanya seperti berada di "minivan tanpa kursi".
Dia mengatakan ada dua pilot, salah satunya Stockton Rush, desainer kapal selam dan CEO yang mengemudikan kapal selam dengan pengontrol game.
“Argumennya adalah, ini mungkin terlihat murah, tapi ini adalah komponen yang sudah diuji, sangat andal dan berfungsi sesuai apa yang kita butuhkan,” kata Pogue, mengingat omongan Rush.
Melansir dari Insider, seorang mantan penumpang Titan bernama Mike Reiss mengatakan dia pernah melakukan empat kali penyelaman di dalamnya, termasuk ke Titanic, dan di setiap penyelaman selalu ada masalah komunikasi.
“Saya tidak menyalahkan kapal selam, saya lebih menyalahkan perairan dalam,” kata Reiss, dikutip dari Insider.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.