Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - SMA Taruna Nusantara atau SMA Tarnus merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berlandaskan kemiliteran. Sekolah yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini sangat populer dan menjadi idaman bagi sebagian besar orang dalam melanjutkan pendidikannya. Wajar saja, jika sekolah ini dinobatkan sebagai salah satu SMA favorit yang ada di Indonesia.
Mengutip laman resmi tarunanusantara.sch.id, SMA Taruna Nusantara didirikan pada 1958 oleh Jenderal TNI LB Moerdani. Kala itu, Moerdani merupakan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang mempunyai visi untuk membangun sebuah sekolah. Nantinya, sekolah ini memiliki tujuan untuk mendidik para siswa terbaik asal tanah air demi melanjutkan cita-cita para pendahulu. Atas dasar itu, dibangunlah sekolah yang menitikberatkan nilai-nilai disiplin dan kebangsaan yang memiliki sifat semi-militer. Dengan begitu, apakah lulusan dari sekolah menengah ini membuat para alumni menjadi TNI lantaran bersifat semi-militer?
Meskipun memang benar bahwa SMA Taruna Nusantara menerapkan sistem pendidikan yang bersifat semi-militer, tetapi selama pembelajarannya tidak 100 persen menerapkan kurikulum militer. Berbeda dengan sifatnya, SMA Tarnus cenderung menggunakan kurikulum yang digunakan oleh SMA lainnya. Namun, tetap saja SMA Tarnus memiliki perbedaan dari SMA biasanya. Perbedaan yang paling jelas terlihat adalah pada bagian sistem tentang kegiatan sekolah sehari-hari.
Baca: SMA Taruna Nusantara Larang Siswa Pakai Alat Elektronik
Lulusan SMA Taruna Nusantara Harus Jadi TNI?
Terdapat sebuah ilustrasi perbedaan antara SMA Tarnus dan SMA umum biasanya. Ilustrasi tersebut, yaitu para siswa SMA Tarnus memiliki tempat tinggal berupa asrama yang harus dihuni selama semester. Akibatnya, para siswa SMA Tarnus pun harus menaati segala aturan yang ditetapkan di sana, seperti tidak boleh menggunakan gawai atau tablet. Tentunya, ini berbeda dengan SMA pada umumnya yang sehabis sekolah selesai, para siswa pulang ke rumah masing-masing tidak menginap sepanjang semester.
Lalu, umumnya, lulusan SMA Taruna Nusantara tidak melanjutkan pendidikan di bidang militer. Sebagian besar, lulusan SMA ini memilih untuk melanjutkan pendidikan di bidang non-militer. Dengan begitu, ini berlawanan dengan anggapan masyarakat umum yang menyatakan bahwa lulusan SMA Tarnus harus melanjutkan pendidikan dan menempuh karier selamanya di bidang militer. Sebab, tidak ada kewajiban dalam aturan SMA Tarnus yang mewajibkan para lulusannya untuk memilih melanjutkan pendidikan dan kariernya di bidang militer.
Jika nantinya ada lulusan SMA Tarnus yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dan kariernya di bidang militer, mereka akan mendapatkan cukup banyak keuntungan, salah satunya adalah latar belakang pendidikan yang telah mumpuni dan berkualitas.
Hal ini memperlihatkan bahwa peluang bagi lulusan SMA Tarnus tidak terbatas pada bidang militer, tetapi juga bidang non-militer. Adapun, tokoh-tokoh yang merupakan alumni dari SMA Tarnus, di antaranya Brigadir Jenderal TNI Lucky Avianto, S.I.P., M.Si. (TN-1), Kolonel Inf. Dwi Sasongko, S.E. (TN-3), Febrio Nathan Kacaribu Ph.D. (TN-4), dan Mayor Inf. (Purn.) H. Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., M.P.A., M.A (TN-5).
Para alumni SMA Taruna Nusantara tersebut memang terbukti bahwa mereka dapat terjun dalam dunia bisnis, pendidikan, dan politik, tidak hanya di dunia militer saja. SMA Tarnus yang awalnya hanya menerima murid laki-laki sekitar 245 orang saja, kini sudah menerima murid perempuan dengan ribuan orang yang mendaftar. Dengan begitu, tidak perlu lagi ada keraguan untuk mendaftar di SMA Tarnus lantaran sudah membuka peluang karier yang besar dalam bidang militer dan non-militer tanpa memandang jenis kelamin.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga: Bersiap Masuk SMA Taruna Nusantara, Berikut Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini