Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Di Sekolah Vokasi UGM, Dirjen: Pendaftar Melonjak Setelah Buka D4

Kemendikbudristek mendorong agar program studi D3 beralih ke vokasi (D4). Meski begitu kementerian menegaskan tidak akan mengejar kuantitas.

22 April 2022 | 02.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peminat program sarjana terapan atau D4 lebih banyak dibandingkan diploma tiga (D3). Hal ini telah dibuktikan setidaknya oleh Sekolah Vokasi UGM Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Waktu masih D3 perbandingannya (jumlah kursi dan pendaftar) 1:30, tetapi begitu buka D4 meningkat menjadi 1:100," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Wikan Sakarinto, mengungkapkan pada Kamis 21 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada hari itu Wikan menggelar sosialisasi competitive fund vokasi 2022 dan peluncuran SK Transformasi D3 ke D4 di Kabupaten Tangerang, Banten. Wikan menyerahkan surat keputusan D4 kepada 113 program studi yang berasal dari 45 perguruan tinggi.

Wikan menerangkan bahwa program D4 memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan D3 seperti lulusan yang lebih disenangi oleh industri hingga memiliki kompetensi nonteknis yang lebih baik. Tidak aneh karena industri telah dilibatkan sejak awal dalam perancangan kurikulum di program sarjana terapan. Selain dosen-dosen yang mengajar di D4 juga berasal dari industri.

Lebih dari itu, menurut Wikan, yang paling diuntungkan dengan adanya program D4 adalah kalangan industri. Dia menyebutkan kalau selama ini industri rugi karena kerap kehilangan tenaga kerja yang lulusan D3 untuk alasan melanjutkan studi S1. "Padahal selama ini, industri sudah keluar biaya untuk pelatihan dan lainnya."

Oleh karenanya, Kemendikbudristek mendorong agar program studi D3 beralih ke D4. Meski begitu kementerian menegaskan tidak akan mengejar kuantitas seperti berapa banyak jumlah lulusan yang diserap maupun perguruan tinggi yang meneken nota kesepahaman untuk program itu. Tetapi, lebih kepada kualitas pembelajaran dan menghasilkan lulusan memiliki kompetensi.

"Nanti kami akan survei, mulai dari berapa pendapatan lulusan sampai bagaimana karirnya. Jadi tidak hanya sekedar terserap," katanya yang saat itu Wikan berpesan agar peningkatan status program studi, harus diikuti dengan peningkatan kualitas serta kurikulum disusun bersama industri, dan peningkatan kompetensi nonteknis dengan pembelajaran berbasis proyek.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus