Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tindakan menyedot hidung anak atau bayi yang sedang pilek secara manual aman untuk dilakukan. Termasuk menyedotnya menggunakan alat sedotan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aman-aman saja," kata dokter yang juga Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rina Triasih, dalam taklimat media yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa 20 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Rina, tindakan tersebut justru lebih direkomendasikan dibandingkan dengan memberikan obat pilek kepada anak, terutama bayi. Memberikan obat tidak direkomendasikan mengingat organ tubuh bayi yang masih kecil dan terbatas fungsinya.
Lagian, Rina mengungkapkan fakta lewat berbagai penelitian bahwa tidak ada perbedaan antara batuk pilek pada anak yang diobati dan yang tidak diobati.
Jika anak sudah mulai bertumbuh besar, dia menambahkan, orang tua juga harus mulai mengajari untuk membuang cairan ingus secara mandiri. "Karena hal itu tersebut merupakan upaya tubuh dalam mengeluarkan benda asing dalam tubuh," katanya.
Untuk mempermudah proses pengeluaran ingus, Rina mengatakan para orang tua dapat memberikan minuman hangat dan madu kepada anak atau campuran jeruk nipis dan kecap sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Fakta Minuman Dingin dan Pilek
Sedangkan minuman dingin ditegaskannya sebagai fakta penyebab batuk dan pilek. IDAI, lewat Rina, menganjurkan agar masyarakat menghentikan konsumsi minuman dingin saat menderita batuk dan pilek biasa atau yang juga dikenal sebagai selesma.
Diterangkannya, suhu dingin akan mengganggu gerakan rambut-rambut getar dalam hidung. Rabut-rambut itu selalu bergerak ke luar, menyapu kalau ada kotoran atau lendir-lendir yang berlebihan.
"Nah si suhu dingin itu akan mengganggu sehingga mungkin nanti akan bisa menyebabkan produksi lendirnya menjadi lebih banyak," ucap Rina.
Bedakan Pilek Biasa dari Influenza
Lebih lanjut, Rina menjelaskan, anak batuk pilek yang disebabkan selesma dapat sembuh sendiri dalam waktu 7-10 hari. Dia menyebutnya sebagai self limited disease.
Sedangkan untuk anak yang memiliki riwayat alergi, kata Rina, butuh waktu hingga tiga minggu sampai gejala selesma bisa mereda. Saat mengalami selesma, gejala yang umumnya muncul, yakni hidung tersumbat, sering bersin, dan kadang disertai nyeri telan serta demam.
"Tidak ada obat tertentu yang efektif untuk menyembuhkan selesma," kata dia, "Hal yang perlu dilakukan oleh anak-anak yang sedang mengalami selesma yakni istirahat yang cukup, memperbanyak minum, dan memenuhi kebutuhan nutrisi."
Tetapi, Rina mengingatkan untuk mewaspadai beberapa tanda saat anak sedang mengalami batuk pilek. Pertama ketika gejala yang muncul sudah mengarah kepada penyakit influenza. Gejala itu seperti demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot ngilu-ngilu, dan lemah. Justru pileknya jarang.
Kemudian, ketika batuk pilek hanya terjadi pada pagi atau saat suhu udara dingin. Itu disebutnya indikasi terjadinya rhinitis alergy atau batuk pilek yang dipicu oleh reaksi terhadap alergi.