Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak enam planet akan terlihat berjejer dari bumi pada 3-4 Juni 2024. Namun tidak semua planet ini bisa dilihat dengan mata langsung melainkan harus memakai teleskop.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Urutannya dari yang paling duluan terbit yaitu Saturnus, kemudian Neptunus, Mars, Uranus, Merkurius, dan Jupiter,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan, Bandung, Ahad 2 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Avivah, planet Saturnus mulai muncul terlihat selewat tengah malam atau pada pukul 00.20 WIB. Menyusul kemudian beberapa planet lain. Namun planet Neptunus dan Uranus hanya bisa dilihat lewat teleskop.
Selain itu juga ada planet yang baru terbit menjelang fajar atau matahari terbit yaitu Merkurius dan Jupiter. Merkurius pada 04.59 sedangkan Jupiter pukul 05.10 WIB atau selisih 11 menit. “Posisinya rendah banget di timur, nggak akan bisa diamati langsung juga,” ujarnya.
Posisi jajaran planet itu, dari yang paling atas adalah Saturnus, bulan, Mars, Neptunus, Merkurius, dan Jupiter paling bawah.
Menurut Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, jajaran planet itu akan terjadi sekitar pukul 05.15 WIB pada 3-4 Juni 2024. “Fenomena ini yang dikenal sebagai Planetary Alignment atau planet berjajar, menunjukkan planet-planet di langit tampak segaris,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Sabtu 1 Juni 2024.
Saturnus dapat dilihat dengan mata biasa seperti bintang terang, sementara Neptunus dan Uranus hanya bisa terlihat dengan teleskop. Mars akan tampak seperti bintang berwarna agak merah, Merkurius terlihat seperti bintang redup menjelang matahari terbit, dan Jupiter juga tampak redup.
Hanya planet terang yang bisa teramati, terutama saat langit masih gelap. Saturnus dan Mars hanya tampak sebagai titik cahaya seperti bintang. “Jupiter terbit menjelang matahari terbit, kemungkinan tidak teramati,” kata Thomas.
Fenomena planet berjajar ini, kata Thomas, kejadian biasa dan sering terjadi karena planet-planet dekat bidang orbit bumi mengitari matahari. Namun, kali ini fenomena itu dianggap langka karena jumlah planet yang berjajar mencapai enam planet. “Fenomena enam planet berjajar ini disebut langka karena jarang terjadi planet yang berjajar dengan jumlah lebih dari tiga,” ujarnya.
Thomas mengatakan, fenomena alam ini tidak ada dampak apa pun bagi bumi. Jika diamati dengan mata biasa, planet hanya terlihat sebagai titik cahaya seperti bintang, namun dengan teleskop bisa melihat cincin Saturnus.
ANWAR SISWADI