Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah peristiwa langit, yaitu gerhana bulan total, akan terjadi pada Jumat, 14 Maret 2025. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah Indonesia yang dilintasi gerhana bulan total itu hanya sedikit dan waktunya pun sebentar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Gerhana bulan ini juga melintasi sebagian wilayah Indonesia bagian timur pada fase gerhana total berakhir hingga fase gerhana selesai,” ujar Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu, Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gerhana bulan total terjadi ketika posisi matahari, bumi, dan bulan dalam konfigurasi satu garis lurus. Ketika bayangan bumi menutupi bulan secara penuh, maka terjadilah gerhana total.
Menurut Rahayu, gerhana bulan akan dapat dilihat di benua Amerika, Afrika bagian barat, Eropa, Asia bagian timur dan Australia bagian timur. “Pada kejadian gerhana bulan ini, tidak teramati di sebagian besar wilayah Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan fase gerhana bulan total itu, di wilayah Indonesia masih dalam kondisi langit yang terang. Dimulai dari gerhana penumbra, yaitu bayangan samar bumi yang menutupi wajah bulan, waktunya pada pukul 10.57 WIB.
Selanjutnya tahap gerhana sebagian pukul 12.09 WIB. Waktu gerhana total bulan mulai pukul 13.25, lantas akan mencapai masa puncak gerhana pada pukul 13.54 WIB. Selanjutnya gerhana total mulai berakhir pukul 14.31 WIB, kemudian gerhana sebagian berakhir pukul 15.47 WIB. Penutupnya adalah gerhana penumbra yang berakhir tepat pukul 17.00 WIB.
Menurut staf Divisi Pendidikan dan Penjangkauan Publik Observatorium Bosscha Yatny Yulianti, sebagian besar wilayah di Indonesia tidak dapat mengamati gerhana bulan total itu.
“Karena terjadi saat bulan belum terbit, sementara gerhana bulan terjadi pada pukul 11.00 - 17.00 WIB,” ujarnya, Kamis. Hanya wilayah Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua yang kebagian gerhana sebagian penumbral selepas fase total.
Observatorium Bosscha juga mencatat, sehari sebelum gerhana, bulan purnama pada 13 Maret 2025 terjadi saat bulan berjarak sekitar 41 ribu kilometer dari bumi. Oleh karena itu bulan akan terlihat lebih besar jika dibandingkan saat bulan dalam posisi terjauh dari bumi (apogee).
Kemudian pada 14 Maret 2025 merupakan masa puncak hujan meteor y-Normids yang berlangsung sejak 25 Februari lalu hingga 28 Maret mendatang. Paling banyak bisa melesat 6 meteor per jam, mulai pukul 21.41 WIB hingga pagi di konstelasi bintang Norma yang arahnya antara timur-selatan.
Fenomena astornomi lainnya tergolong langka, yaitu saat bumi dalam kondisi sejajar dengan cincin planet Saturnus. Peristiwa yang terjadi sekitar 13-15 tahun sekali itu mengakibatkan pengamat di bumi hanya bisa melihat cincin Saturnus dari tepi dengan bentuk seperti garis lurus. Bahkan cincin planet itu bisa terkesan hilang karena sangat tipisnya. Kejadian itu bisa diamati pada 23 Maret 2025.
Namun, di wilayah Observatorium Bosscha di Lembang, posisi Saturnus pada pukul 23.04 WIB berada di bawah cakrawala sehingga planet itu tidak bisa teramati.
Pilihan Editor: Startup Jerman Jual Jasa Bekukan Tubuh untuk Dibangkitkan