Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, California - Cassini, wahana Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), akan mendekati akhir misinya di Saturnus. Cassini diluncurkan pada 20 tahun lalu, tepatnya 15 Oktober 1997 di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
Nama Cassini tidak diambil begitu saja. Ada sejarah panjang di balik nama itu. Cassini merupakan nama seorang astronom, insinyur dan astrolog asal Italia pada abad ke-15: Giovanni Domenico Cassini. Penemuan Cassini adalah celah di cincin Saturnus dan keempat bulan terbesar Saturnus. Karena itu, pemberian nama Cassini dirasa tepat untuk wahana antariksa ini.
Giovanni Domenico Cassini atau dikenal juga dengan nama Prancis Jean-Dominique Cassini ini lahir pada 8 Juni 1625 di Perinaldo, Italia, dari pasangan Jacopo Cassini dan Julia Crovesi. Pada 1648, dia mendapat posisi di observatorium di Panzano yang dikelola oleh Marquis Cornelio Malvasia.
Pada 1650, Cassini menjadi ketua astronomi di Universitas Bologna setelah menamatkan pendidikannya. Kontribusi ilmiah yang ia berikan selama disana berupa perhitungan garis penting meridian sepanjang San Petronio Basilica. Garis meridian ini membantu menyelesaikan perdebatan tentang apakah alam semesta itu geosentris atau heliosentris.
Baca: NASA Siapkan Misi Grand Finale Cassini
Cassini diundang Louis XIV dari Prancis untuk pindah ke Paris dan membantu mendirikan Observatorium Paris pada 1669. Disana ia menjadi direktur utama Observatorium Paris dari 1671 hingga akhir hidupnya 1712.
Di observatorium itu, dia mulai menggunakan metode trianggulasi untuk membuat peta tipografi Prancis dekade 1670-an. Penelitian tersebut nantinya menjadi peta tipografi pertama untuk mengukur garis bujur dan lintang secara akurat.
Kontribusi Cassini dalam penelitian Saturnus, yaitu berhasil menemukan empat bulan besar Saturnus. Keempatnya adalah Lapetus (1671), Rhea (1672), Tethys dan Dione (1684). Ia menamai bulan-bulan tersebut sebagai "Sidera Lodoicea" yang berarti Bintang Louisian.
Selain itu, Cassini juga menemukan bahwa cincin Saturnus dipisahkan menjadi dua bagian oleh celah yang sekarang disebut “Cassini Division” untuk menghormati karyanya. Dia juga berteori bahwa cincin itu terdiri dari partikel kecil yang tak terhitung jumlahnya. Belakangan, teori tersebut terbukti benar.
Misi pesawat luar angkasa Cassini yang diluncurkan pada 20 tahun yang lalu sebelumnya telah mengungkap fakta keberadaan air dan kandungan hidrogen di Titan. Temuan ini menjadi salah satu indikator bulan tersebut mendukung kehidupan. Tak hanya itu, Titan juga disebut memiliki beberapa ciri khas mirip bumi, seperti angin, hujan, dan lautan.
Baca: Misi Bunuh Diri Cassini, Simak Video NASA Ini
Simak artikel menarik lainnya tentang misi Cassini hanya di kanal Tekno Tempo.co.
UNIVERSE TODAY | ZUL'AINI FI'ID N. | AMRI MAHBUB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini