Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 26 September diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Dunia (WCD). Mengutip dari laman resmi WHO, WCD diperingati untuk memberi perhatian hak semua pasangan dan individu dalam memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah serta jarak kelahiran anak mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peningkatan akses ke kontrasepsi murah dan pemanfaatannya melalui program keluarga berencana, menurut WHO, telah mengurangi kehamilan berisiko tinggi; kematian ibu dan anak; kehamilan remaja dan tidak direncanakan; dan peningkatan kesehatan serta gizi anak.
Salah satu alat kotrasepsi yang umum digunakan adalah kondom. Kondom telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dari awal, kondom telah digunakan sebagai metode pengendalian kelahiran dan sebagai tindakan perlindungan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS).
Sebelum pil kontrasepsi dikenal, kondom merupakan metode pengendalian kelahiran paling populer di dunia barat. Pro-kontra pun selalu menyertai perjalanan sejarah kondom.
Menurut The Humble Little Condom: A History karya Aine Coiller, berikut ini sejarah panjang kondom:
11.000 SM
Melansir dari laman Sexinfo, tampilan pertama kondom diketahui ada sekitar 11.000 SM. Grotte Des Combarrelles, salah satu gua di Prancis, terdapat lukisan di dinding yang menggambarkan kondom. Para ilmuwan pun meyakini lukisan itu sebagai bukti awal keberadaan kondom di era tersebut.
1000 SM
Sekitar 1000 SM, masyrakat Mesir, Romawi, Cina, dan Jepang membungkus dengan kulit binatang atau menggunakan sarung linen untuk melindungi penis dari serangga dan penyakit tropis lainnya.
Pada era ini, orang-orang belum menggunakannya sebagai alat kontrasepsi. Namun, bangsa Romawi kemudian mengembangkannya sebagai alat kontrasepsi.
Tahun 1400-an
Glans Condom merupakan kondom pertama yang digunakan oleh orang Cina dan Jepang. Kondom ini berfungsi menutupi kepala penis untuk mengontrol kelahiran dan mencegah infeksi.
Di Cina, kondom ini dibuat dari usus domba atau kertas sutra yang diminyaki. Sementara itu, di Jepang kondom ini dibuat dari kulit kura-kura atau tanduk binatang.
Tahun 1500-an
Ahli anatomi dan dokter dari Italia, Gabriello Fallopio menerbitkan De Morbo Gallico (1954) yang mendeskripsikan penggunaan kondom untuk pencegahan penyakit sifilis. Kondom ini terbuat dari selubung linen untuk direndam dalam larutan kimia dan dibiarkan mengering sebelum digunakan. Fungsinya untuk menutupi kepala penis dengan sebuah pita.
Tahun 1600-an
Pada abad ke-17, Dr. Condom atau Earl of Condom, dokter Raja Charles II di Inggris, menemukan alat untuk mencegah penyakit kelamin yang terbuat dari selubung usus domba. Uniknya, nama kondom diduga berasal dari nama sang dokter ini.
Tahun 1800-an
Charles Goodyear, seorang ahli kimia dan insinyur manufaktur dari Amerika Serikat menemukan vulkanisasi karet pada 1839. Vulkanisasi karet ini kemudian dipakai dalam pembuatan kondom yang elastis dan kuat. Kondom pertama baru diproduksi pada 1855.
Tahun 1900-an
Pada 1912, Julis Fromm, ahli kimia dari jerman menciptakan metode baru untuk memproduksi kondom. Ia mencelupkan cetakan kaca ke larutan karet mentah untuk membentuk tekstur pada kondom.
Kemudian pada 1920, muncul kondom berbahan lateks yang lebih tipis dan kuat. Produsen kondom lateks pertama adalah Young’s Rubber Company dari Amerika Serikat. Kondom ini pun diproduksi massal dan jauh lebih terjangkau daripada kondom linen.
Lalu, pada 1995 mulai diperkenalkan kondom plastik yang lebih kuat, tipis, dan bisa dilapisipelumas. Namun, kondom jenis ini tdiak begitu populer.
Tahun 2000-an
Sebagai alat kontrasepsi yang mudah dipakai, kondom berkembang dengan pesat. Di era modern sekarang banyak variasi kondom yang tersedia. Baik dari segi tekstur, ukuran, bentuk, warna, dan bahkan beberapa memiliki rasa.
M. RIZQI AKBAR
Baca juga: