Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mahasiswa UGM Jadikan Kaki Seribu Obat Kanker Payudara

Hasil ekstrak kaki seribu memiliki kadar penghambatan 50 persen pada sel penyebab kanker payudara.

2 Agustus 2018 | 16.47 WIB

Kaki seribu. Foto: colostate.edu
Perbesar
Kaki seribu. Foto: colostate.edu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) telah memanfaatkan hewan kaki seribu untuk menjadi obat kanker payudara sebagai pengganti kemoterapi.

Baca: Obat Baru Kanker Payudara, Proses Pengobatannya Hanya 5 Menit

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, yaitu Gemilang Sekar Hapsari, Alya Lulu’ah, dan Firda Ridhayani, di bawah bimbingan drh Retno Murwanti, MP, PhD melakukan penelitian potensi kaki seribu sebagai antikanker.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Kaki seribu memiliki kandungan para-benzoquinone yang memiliki aktivitas antikanker. Kandungan senyawa para-benzoquinone dapat menyebabkan apoptosis atau kematian sel secara simultan,” kata Sekar, Kamis, 2 Agustus 2018.

Penelitian ini diawali dengan pengumpulan binatang kaki seribu di daerah Ajibarang, Banyumas. Lalu tim melakukan determinasi untuk mengetahui spesiesnya. Kaki seribu dimaserasi dengan etanol 96 persen untuk mendapatkan ekstraknya.

Untuk mengidentifikasi senyawa, dilakukan uji kromatografi lapis tipis. Kemudian uji sitotoksisitas (MTT Assay) untuk mengetahui aspek biologisnya dan molecular docking berbasis komputer untuk mengetahui interaksi senyawa yang memiliki aktivitas antikanker untuk berikatan secara molekuler dengan protein target.

Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak kaki seribu mengandung senyawa benzoquinone. Hasil ekstrak kaki seribu memiliki kadar penghambatan 50 persen pada sel penyebab kanker payudara.

“Senyawa benzoquinone pada kaki seribu mampu berinteraksi dengan native ligand untuk berikatan pada enzim,” ujar Firda, anggota tim lain.

Firda menyimpulkan kaki seribu dengan kandungan benzoquinone berpotensi sebagai agen kemoprevensi pada pengobatan kanker payudara tertarget.

Berawal dari keprihatinan tim bahwa jumlah kematian yang disebabkan kanker di Indonesia pada 2012 mencapai 8,2 juta orang. Kanker payudara menjadi kasus yang menempati posisi pertama dengan persentase 43,10 persen kasus baru dan 12,90 persen kasus kematian.

“Pengobatan kanker payudara masih mengandalkan kemoterapi yang masih memiliki banyak kelemahan pada permasalahan resistensi, efek samping, dan efikasinya,” ucap Firda.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus