Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gratoma Pekan Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM RE) Universitas Airlangga (Unair) mengusung penelitian terapi atasi kanker payudara dengan memanfaatkan ekstrak daun teh melalui sediaan patch transdermal nanoliposome. Inovasi tersebut disiapkan untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 di Unair, Oktober mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Devina Niswah Aulia, An Nadhofah Adlin, Nur Majid Putri, dan Erika Rahmaningtyas sebagai ketua tim, tengah bersiap dengan terus melakukan penyempurnaan terhadap inovasi pada terapi kanker payudara menggunakan ekstrak daun teh yang mereka usung. Riset ini dilakukan lantaran terapi kanker payudara membutuhkan biaya mahal dalam pelaksanaanya, belum lagi efek samping yang ditimbulkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daun teh dipilih sebagai solusi terhadap kanker payudara karena kandungan Epigallocatechin gallate (EGCG) yang terbukti memberikan efek pelindung antikarsinogenik. “Kandungan EGCG yang tinggi pada daun teh daripada daun lainnya, menjadikan alasan kami memilih daun teh yang berfungsi mengurangi terjadinya kanker payudara,” ujar Erika sebagaiman dikutip situs web Unair.
Melalui sediaan Patch Transdermal Nanoliposome dari ekstrak daun teh, diharapkan dapat meningkatkan kelarutan serta permeabilitas obat hidrofilik dan hidrofobik.
Faktor lain, yaitu mudah didapat, juga menjadi penyebab daun teh dipilih sebagai alternatif terapi penyakit yang telah diderita oleh 2,3 juta wanita di seluruh dunia, dengan 685 ribu di antaranya menjadi penyebab kematian, menurut laporan World Health Organization (WHO) yang diungkapkan Erika.
Mahasiswa Fakultas Farmasi Unair itu juga mengutarakan rasa senang dirinya beserta tim, mengusung inovasi pada terapi kanker payudara dalam rangka mengikuti rangkaian Pimnas. Meski terkendala kepadatan agenda dari masing-masing anggota, Tim Gratoma mampu mengubah hambatan tersebut menjadi sebuah tantangan yang berhasik ditaklukkan.
“Motto yang kami selalu bawa yakni apapun yang sudah dimulai harus diselesaikan dengan hasil maksimal,“ ujar Erika sembari menyebut keberhasilan penciptaan inovasi itu tak terlepas dari usaha maksimal tim, restu dari orangtua, serta sosok Prof. Retno Widyowati sebagai dosen pembimbing.
BAYU MENTARI