Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Hydros dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menyabet gelar “Prix Coup De Coeur” (tim terfavorit) dalam ajang Solar & Energy Boat Challenge 2020 Online Edition. Tim Hydros UI mengusung model Kapal Katamaran (dua lambung) dalam kompetisi tahunan desain kapal hemat energi tingkat dunia ini yang digelar secara daring selama 9 hari, sejak 30 Juni hingga 8 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kompetisi itu Tim Hydros UI berhadapan dengan 18 tim dari 12 negara, dan menjadi satu dari tiga tim yang mewakili Asia. Baru pada tahun ini, kompetisi digelar daring gara-gara pandemi Covid-19 dan kelas yang diperlombakan pun dimodifikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian juri terhadap inovasi serta semangat tim selama periode satu tahun sebagai persiapan dalam mengikuti lomba edisi online yang diadakan oleh Yacht Club de Monaco tersebut. “Pada lomba edisi ketujuh ini, registrasi, pembayaran, persiapan, dan riset telah kami lakukan sejak Juli 2019," kata Ketua Tim Hydros UI, Muhamad Zuhdi Ali, Kamis 9 Juli 2020.
Tepatnya, persiapan langsung dilakukan begitu kembali dari kompetisi tahun lalu dan menduduki peringkat empat terbaik. "Tim juri melakukan penilaian dengan memantau perkembangan setiap tim selama satu tahun melalui laporan bulanan serta seberapa menarik presentasi dan video ketika lomba online,” ujarnya lagi.
Desain kapal hemat energi yang dirancang Tim Hydros UI dan terpilih sebagai juara pertama di ajang Solar & Energy Boat Challenge 2020 Online Edition. Dok Humas Universitas Indonesia
Tim Hydros UI mendesain sebuah Kapal Katamaran dengan panjang lima meter. Desain kapal juga dilengkapi dengan kokpit, sistem baling-baling kapal (sistem propulsi) elektrik dengan bantuan 500 wp panel surya sebagai daya tambahan.
Dengan berat benaman 230 kilogram, kapal ini juga menggunakan baterai 5 kWh sebagai sumber energi yang ramah lingkungan serta solar panel seluas 2,5 meter persegi yang dapat menyimpan daya lebih besar. Hasilnya, kapal dapat melaju dua kali lipat lebih cepat.
Inovasi tambahan yang dikembangkan pada tahun ini adalah pembaruan pada desain lambung kapal. Zuhdi memaparkan, penggunaan material full carbon fiber pada kokpit kapal, perubahan desain, material dan mekanisme rudder dan propeller untuk meningkatkan efisiensi sistem propulsi kapal.
Sedang perubahan material mounting mesin, penggunaan sistem LoRa (LOng Range) yaitu penggunaan teknologi nirkabel berdaya dan berbiaya rendah, memungkinkan dilakukannya transfer informasi dalam jarak puluhan kilometer. Plus pemanfaatan sistem monitoring daya untuk pengambilan keputusan real-time saat perlombaan.
“Desain kapal kami memperhatikan dua faktor utama yaitu performa dan fungsionalitas," katanya sambil menyatakan kalau kokpit kapal memiliki bentuk yang aerodinamis dengan tetap dapat mengakomodasi semua kebutuhan sistem kapal. Adapun lambung kapal katamaran memiliki stabilitas yang lebih bagus dengan luas bidang basah yang relatif lebih kecil.
Selain itu, tambahan daya dari panel surya untuk sistem propulsi elektrik, menjadikanya lebih ekonomis dan ramah lingkungan. "Kami harapkan desain ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan dimanfaatkan di bidang maritim maupun oleh nelayan-nelayan Indonesia,” kata Zuhdi.
Satu juri kompetisi, Louis Le Goff, mememberikan penilaiannya bahwa Tim Hydros UI terdiri dari 12 mahasiswa memiliki semangat dan motivasi yang luar biasa dalam menghadapi lomba. Dia mengatakan, para juri terkesan melihat komitmen dari Tim Hydros UI dalam selama setahun ini. "Para juri sempat kesulitan untuk menentukan siapa pemenang di setiap kategorinya, tetapi untuk kategori ini selamat bagi Tim Hydros UI,” kata Loius.
Pada tahun ini turnamen diselenggarakan oleh the Yacht Club de Monaco yang bekerja sama dengan the International Powerboating Federation (UIM) dan Prince Albert II of Monaco Foundation.