Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Mahasiswa Unimed Sulap Andaliman dari Bumbu Dapur Jadi Parfum

Mahasiswa Unimed membuat parfum dari tanaman andaliman, yang biasanya untuk bumbu dapur.

29 Mei 2019 | 12.56 WIB

Mahasiswa Universitas Negeri Medan sedang memanen tanaman andaliman di Desa Parsoburan, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (28/5). (Antara Sumut/Foto Istimewa/Munawar.)
Perbesar
Mahasiswa Universitas Negeri Medan sedang memanen tanaman andaliman di Desa Parsoburan, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (28/5). (Antara Sumut/Foto Istimewa/Munawar.)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Universitas Negeri Medan atau Unimed berhasil membuat parfum dari tanaman andaliman di Desa Parsoburan, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Fenny Cloudya Damanik pengelola Program Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) Unimed di Medan, Selasa, 28 Mei 2019, mengatakan tanaman andaliman selama ini biasa digunakan sebagai bahan masak atau bumbu.

Namun mahasiswa Unimed berhasil mengolah tanaman andaliman  menjadi bahan wangi-wangian. "Pembuatan parfum dari andaliman dengan menggunakan mesin parfum," ujar Fenny.

Ia menyebutkan, mesin parfum tersebut multifungsi karena pada satu alat terdapat mesin penghalusan, pemanasan, pendinginan, dan akhirnya menjadi parfum.

Untuk meningkatkan keberdayagunaan dan nilai ekonomis andaliman, mahasiswa Unimed memberikan pendampingan proses pembuatan parfum kepada petani andaliman.

"Pendampingan tersebut, sudah satu kali digelar April 2019," ucap dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Upaya pembuatan parfum ini dilakukan mahasiswa PKM-T Unimed yakni Elysabeth Luisa Pakpahan (Fisika 2016), Fenny Cloudya Damanik (Fisika 2016), Zulfan Silaban (Tehnik Mesin 2016), dan Edward Relius Laoly (Kimia 2017) dengan dosen pembimbing Dr Rita Juliani.

Fenny menjelaskan, program itu memiliki dua pertemuan dimulai dari pembuatan parfum skala lab dan pembuatan parfum menggunakan mesin parfum.

"Saat ini masih berupa minyak atsiri (bibit parfum), diharapkan dapat dikembangkan menjadi pewangi dan aroma terapi," katanya.

Badia Sitorus, petani andaliman Desa Parsoburan mengatakan, merasa senang dengan adanya program mahasiswa Unimed yang membantu dalam meningkatkan nilai ekonomis andaliman.

Dengan adanya pendampingan pembuatan parfum itu, menurut dia, petani andaliman dapat memanfaatkan hasil panen andaliman menjadi parfum.

"Semoga kegiatan itu, lebih sering dilakukan sehingga dapat membantu para petani andaliman untuk mengembangkan usaha milik mereka," ujarnya.

Berita lain tentang Unimed dan karya mahasiswa lain bisa Anda simak di Tempo.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus