Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Melihat Benda Mati Seperti Wajah, Apa Itu Pareidolia?

Ketika melihat benda mati menyerupai wajah berkemungkinan menandakan pareidolia

21 September 2022 | 14.28 WIB

Donald Trump, presiden AS terpilih, terlihat sebagai batu di permukaan MARS oleh NASA Opportunity. Ini contoh yang sangat baik dari pareidolia, fenomena psikologis yang sama yang memungkinkan kita melihat naga atau kelinci di awan.Cnet.com/NASA
Perbesar
Donald Trump, presiden AS terpilih, terlihat sebagai batu di permukaan MARS oleh NASA Opportunity. Ini contoh yang sangat baik dari pareidolia, fenomena psikologis yang sama yang memungkinkan kita melihat naga atau kelinci di awan.Cnet.com/NASA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika melihat benda mati menyerupai wajah berkemungkinan menandakan pareidolia. Mengutip Fandom, pareidolia fenomena psikologis stimulus samar dan acak, biasanya berupa gambar atau suara. Misalnya melihat gambar binatang atau wajah di awan, gambar manusia atau kelinci di bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kata pareidolia berasal dari Bahasa Yunani. Para berarti sesuatu yang salah, bukan. Kata benda eidlon berarti gambar atau bentuk. Pareidolia jenis apofenia, istilah untuk melihat pola yang acak. Semisal contoh, pelapukan bongkah batu di satu sisi bagian Gunung Pedra da Gávea batu, Rio de Janeiro, Brasil, menimbulkan kesan yang diartikan seperti wajah manusia.

Apa itu pareidolia?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip Live Science, ada berbagai teori penyebab fenomena pareidolia. Para ahli mengatakan pareidolia memberikan penentuan psikologis untuk banyak delusi yang melibatkan indra, salah satunya seperti melihat penampakan UFO.

Ahli kosmologi Carl Sagan menjelaskan, pareidolia juga berhubungan cara bertahan hidup. Mengutip dari bukunya The Demon-Haunted World - Science as a Candle in the Dark (1995), kemampuan untuk mengenali wajah dari jarak jauh atau dalam visibilitas yang buruk, naluri itu memungkinkan manusia untuk kewaspadaan. Sagan mencatat, hal itu mengakibatkan beberapa salah tafsir gambar acak atau pola cahaya dan bayangan sebagai wajah.

Terkadang seniman menggunakan fenomena psikologis ini untuk menyematkan gambar tersembunyi dalam karya mereka. Pengamat sering melihat objek lain dalam lukisan bunga Georgia O'Keeffe, misalnya.

Pada 1971, penulis Latvia, Konstantns Raudive memerinci yang diyakini sebagai penemuan fenomena suara elektronik (EVP). EVP telah digambarkan sebagai pareidolia pendengaran. Tuduhan pesan tersembunyi dalam musik populer juga telah digambarkan sebagai pareidolia pendengaran. Tes bercak tinta Rorschach menggunakan pareidolia dalam upaya untuk mendapat wawasan tentang keadaan mental seseorang.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus