Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Karbon hitam merupakan partikel nanometer yang dihasilkan dari sisa pembakaran bahan bakar fosil. Ciri karbon hitam berwarna gelap dan sangat halus. Karbon hitam termasuk salah satu penyebab perubahan iklim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah emisi karbon hitam mempengaruhi pencairan salju di Antarktika?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karbon hitam timbul dari emisi penggunaan bahan bakar fosil, antara lain untuk kapal, pesawat, dan mesin diesel. Karbon hitam adalah komponen partikulat yang paling banyak menyerap radiasi matahari, menurut publikasi di Antasena Pusat Sains Teknologi Atmosfer, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Tak seperti karbon dioksida yang bertahan di atmosfer selama ratusan tahun. Karbon hitam hanya bertahan di atmosfer selama beberapa hari hingga hitungan pekan. Karbon hitam akan kembali ke Bumi melalui proses penggumpalan (deposisi) kering maupun basah
Ketika kembali ke permukaan Bumi, karbon hitam pun menempel di salju. Permukaan yang terkena karbon hitam itu akan mengurangi pantulan cahaya. Jika menempel di salju, maka suhunya akan menghangat, sehingga akan cepat mencair.
Mengutip National Public Radio (NPR) American, penelitian terbaru menemukan, bahwa karbon hitam telah menyebabkan salju mencair di Antartika. Para peneliti memperkirakan, karbon hitam itu antara lain dari kapal dan pesawat, karena banyaknya kunjungan wisatawan. Polusi karbon hitam menyebabkan penyusutan salju 2,5 sentimeter tiap tahun.
Adapun jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahun makin banyak. Pada 1990-an, jumlah wisatawan kurang dari 10 ribu orang. Pada 2019, jumlahnya menjadi hampir 75 ribu orang selama musim panas di Australia, menurut International Association of Antarctica Tour Operators Antarktika. Selama rentang tahun 2016 hingga 2020, setidaknya 53 ribu wisatawan mengunjungi Antarktika.
“Karbon hitam membuat salju lebih gelap, sehingga menyerap banyak radiasi matahari. Energi ekstra itu mempercepat pencairan salju,” kata salah satu peneliti, Raúl Cordero, dari Universitas Santiago de Chile dikutip dari The Guardian.
Karbon hitam dari mesin pesawat terbang, kapal, maupun diesel dari perjalanan wisatawan setidaknya telah mengikis lapisan salju setebal 23 milimeter di Antarktika. Para peneliti memperkirakan aktivitas kunjungan wisatawan mempercepat pencairan salju saat musim panas sebesar 83 ton.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.